Pakai Pakaian Dalam Wanita, Begini Cara Warga Usir Tentara Myanmar

Pakai Pakaian Dalam Wanita, Begini Cara Warga Usir Tentara Myanmar

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 07 Mar 2021 15:36 WIB
(FILES) In this file photo taken on March 3, 2021, protesters make a barricade across a road with longyi, a traditional clothing widely worn in Myanmar, during a demonstration against the military coup in Yangon. - Long sarong-like cloths strung out on lines may seem innocuous, but long-held superstitions about womens clothes has appeared to stop security forces in their tracks as they move to quell an uprising against Myanmars junta. (Photo by STR / AFP)
Warga Myanmar gunakan pakaian dalam wanita untuk usir pasukan keamanan (Foto: AFP/SYSTEM)
Jakarta -

Fenomena unik muncul di tengah memanasnya demonstrasi antikudeta di Myanmar. Warga Myanmar memasang deretan pakaian dalam wanita layaknya jemuran di sepanjang jalan untuk mengusir pasukan keamanan.

Dilansir dari The Star, Minggu (7/3/2021), meski aksi itu sebenarnya dianggap hanya mitos, namun tampaknya aksi warga berhasil menghentikan langkah pasukan keamanan saat mereka bergerak memadamkan pemberontakan melawan junta militer Myanmar.

Sejak militer Myanmar mengambilalih kekuasaan dan menggulingkan pemimpin sipil terpilih, protes antikudeta terus digaungkan hingga saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menghentikan gerakan pembangkang sipil (CDM) yang muncul, pasukan keamanan menggunakan gas air mata, granat kejut, peluru karet, dan terkadang bahkan peluru tajam.

Tak mau kalah, para warga menggantung pakaian dalam wanita dan rok panjang -atau longyis- di tali jemuran di seberang jalan. Menurut tradisi lama Myanmar, bagian bawah wanita dan pakaian yang menutupinya dapat menguras tenaga laki-laki yang dikenal sebagai "hpone".

ADVERTISEMENT

"Jika mereka berada di bawah longyi wanita, berarti hpone mereka hancur," kata aktivis Thinzar Shunlei Yi.

Sejumlah tentara tidak mau menyentuh longyi wanita karena takut hal itu dapat merusak energi mereka di garis depan.

"Ketika warga menggantung longyi di atas tali, (polisi dan tentara) tidak dapat turun ke jalan, mereka tidak dapat menyeberanginya, dan mereka harus menurunkannya," kata Thinzar Shunlei Yi.

Lihat juga Video "PBB: Sudah 50 Pedemo Tewas Sejak Kudeta Myanmar":

[Gambas:Video 20detik]



Para wanita sekarang menggunakan takhayul sebagai strategi pertahanan. Kini pemandangan jemuran pakaian wanita menghiasi jalan-jalan di Yangon, dari pusat kota San Chaung yang ramai hingga pinggiran kota. Dalam foto-foto yang dibagikan di Facebook menunjukkan seorang tentara berdiri di atas truk untuk memindahkannya.

Beberapa longyis ditempelkan wajah pemimpin junta Min Aung Hlaing, dalam taktik takhayul terbaru. Pengunjuk rasa percaya aksi itu bisa memperlambat pasukan keamanan yang enggan menginjak fotonya.

Lebih dari 600 orang polisi bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil (CDM) Myanmar untuk melawan rezim junta militer. Dari sejumlah wilayah, hanya Negara Bagian Rakhine yang melaporkan tidak ada aksi protes dari petugas.

Sementara itu, pihak berwenang telah meminta India untuk mengembalikan beberapa petugas polisi yang mencari perlindungan untuk menghindari perintah dari junta militer.

Pada Kamis (4/3) ada lebih dari 500 polisi yang berpartisipasi dalam CDM, dan 100 lainnya bergabung dengan gerakan pada hari Jumat (5/3). Petugas itu mengatakan tidak ada protes polisi yang dilaporkan di Negara Bagian Rakhine.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads