Regulator obat Kanada telah menyetujui vaksin COVID-19 buatan Johnson & Johnson, vaksin Corona keempat yang telah diberi lampu hijau di negara tersebut. Persetujuan ini diumumkan di tengah frustrasi atas lambatnya awal program inokulasi negara itu.
Sebelumnya, Kanada juga telah menyetujui vaksin dari Pfizer, Moderna dan AstraZeneca, dan Health Canada adalah regulator besar pertama yang menyetujui empat vaksin berbeda, kata Dr Supriya Sharma, kepala penasihat medis Health Canada.
Seperti banyak negara, Kanada tidak memiliki produksi vaksin dalam negeri dan sedang berjuang mengatasi kekurangan vaksin. Amerika Serikat sejauh ini tidak mengizinkan vaksin buatan lokal untuk diekspor, jadi Kanada - seperti tetangga AS lainnya, Meksiko - terpaksa mendapatkan vaksin dari Eropa dan Asia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kanada telah melakukan pemesanan awal sebanyak 10 juta dosis Johnson & Johnson, dengan opsi untuk membeli 28 juta dosis lagi. Belum jelas kapan Kanada akan mendapatkan pengiriman pertamanya.
"Ini adalah vaksin keempat yang dianggap aman oleh para ahli kesehatan Kanada - dan dengan jutaan dosis yang sudah diamankan, kita semakin dekat untuk mengalahkan virus ini," tulis Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di Twitter seperti dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (6/3/2021).
AS juga menyetujui vaksin Johnson & Johnson bulan lalu. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengatakan vaksin J&J menawarkan perlindungan yang kuat terhadap hal-hal yang paling penting: penyakit serius, rawat inap, dan kematian.
Dalam sebuah penelitian besar-besaran yang menjangkau tiga benua, terlihat bahwa satu dosis vaksin J&J 85 persen efektif melindungi terhadap penyakit COVID-19 yang paling parah. Perlindungannya tetap kuat bahkan di negara-negara seperti Afrika Selatan, di mana varian virus Corona yang paling mengkhawatirkan menyebar.
Simak juga 'FDA Sebut Satu Dosis Vaksin Johnson & Johnson Efektif Cegah Corona':
J&J juga sedang mengupayakan otorisasi untuk penggunaan darurat vaksinnya di Eropa dan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Perusahaan itu menargetkan untuk memproduksi sekitar 1 miliar dosis secara global pada akhir tahun ini. Bulan lalu, Bahrain menjadi negara pertama yang mengizinkan penggunaannya.
Kekurangan vaksin sangat akut di Kanada sehingga pemerintah provinsi-provinsi sekarang mengatakan mereka akan memperpanjang interval antara dua dosis vaksin Pfizer, Moderna dan AstraZeneca menjadi empat bulan, bukan tiga hingga empat minggu. Tujuannya, agar mereka dapat dengan cepat menyuntik lebih banyak orang.
Warga Kanada berusia 80 tahun ke atas di masyarakat umum baru mulai mendapatkan vaksinasi bulan ini. Komite Penasihat Nasional untuk Imunisasi mengatakan minggu ini bahwa memperpanjang interval dosis menjadi empat bulan akan memungkinkan sebanyak 80 persen warga Kanada berusia di atas 16 tahun untuk menerima satu dosis pada akhir Juni mendatang.
Komite Penasihat Nasional untuk Imunisasi menambahkan, dosis kedua akan mulai diberikan pada Juli mendatang karena lebih banyak pengiriman tiba.