Minta Perlindungan, 3 Polisi Myanmar Kabur ke India di Tengah Demo

Minta Perlindungan, 3 Polisi Myanmar Kabur ke India di Tengah Demo

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 04 Mar 2021 16:24 WIB
Hundreds of anti-coup protesters march in Yangon, Myanmar, Thursday, Feb. 25, 2021. Social media giant Facebook announced Thursday it was banning all accounts linked to Myanmars military as well as ads from military-controlled companies in the wake of the armys seizure of power on Feb. 1. (AP Photo)
aksi demo menolak kudeta di Myanmar terus berlangsung (Foto: AP Photo)
New Delhi -

Tiga personel Kepolisian Myanmar menyeberangi perbatasan menuju ke wilayah India, saat negaranya marak dilanda unjuk rasa antikudeta yang memakan banyak korban jiwa. Ketiga polisi Myanmar itu disebut meminta perlindungan pada otoritas India.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (4/3/2021), informasi tersebut diungkapkan oleh seorang Inspektur Kepolisian Distrik Serchhip, Stephen Lalrinawma. Distrik Serchhip diketahui terletak di negara bagian Mizoram, India bagian timur laut.

"Apa yang mereka katakan adalah mereka mendapat instruksi dari penguasa militer, yang tidak bisa mereka patuhi sehingga mereka melarikan diri," ungkap Lalrinawma dalam pernyataannya kepada Reuters pada Kamis (4/3) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka mencari perlindungan karena kekuasaan militer di Myanmar," sebutnya.

Lalrinawma menuturkan bahwa tiga polisi Myanmar, yang identitasnya tidak diungkap ke publik itu, menyeberangi perbatasan India dan tiba di dekat kota North Vanlaiphai pada Rabu (3/3) sore waktu setempat. India diketahui berbagi perbatasan darat sepanjang 1.643 kilometer dengan wilayah Myanmar.

ADVERTISEMENT

Otoritas setempat, sebut Lalrinawma, telah memeriksa kesehatan mereka dan mengurusi mereka.

Pada hari yang sama, Rabu (3/3) waktu setempat, Myanmar disebut mengalami hari paling berdarah setelah kudeta militer terjadi pada 1 Februari lalu. Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut sedikitnya 38 orang tewas sepanjang Rabu (3/3) waktu setempat, dalam berbagai unjuk rasa di Myanmar.

Lihat juga Video: Myanmar Semakin Berdarah, Korban Tewas Terus Bertambah

[Gambas:Video 20detik]



Secara keseluruhan, menurut Utusan PBB untuk Myanmar, Christine Shcraner Burgener, sudah lebih dari 50 orang tewas dalam unjuk rasa antikudeta yang meluas di negara itu.

Sejak kudeta militer dilancarkan militer 1 Februari lalu, protes besar memang terus berlanjut untuk menentang kudeta dan menuntut dibebaskannya pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi, yang kini ditahan di lokasi yang dirahasiakan.

Di tengah tajamnya kritikan internasional, pemerintah junta militer justru meningkatkan respons terhadap unjuk rasa antikudeta yang meluas, dengan mengerahkan tembakan gas air mata, meriam air, peluru karet bahkan peluru tajam saat menghadapi para demonstran yang menggelar aksi secara damai.

Bentrokan berdarah di Myanmar ini terjadi sehari setelah organisasi negara-negara Asia Tenggara, ASEAN, menyerukan semua pihak untuk menahan diri. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, seperti dilansir BBC, meminta Myanmar untuk "membuka pintu" bagi ASEAN dalam upaya mencari penyelesaian situasi di negara itu "yang mengkhawatirkan".

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads