Perselisihan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat memanas dalam berbagai permasalahan. Namun dalam panggilan video antara keduanya pada Selasa (2/3) waktu setempat, Erdogan mengajak Macron untuk sama-sama memerangi terorisme.
Seperti dilansir AFP, Rabu (3/3/2021), percakapan via video call itu dilakukan untuk pertama kalinya sejak September tahun lalu dimana kedua negara berupaya meredakan ketegangan mereka.
Diketahui Erdogan dan Macron kerap berselisih dalam berbagai isu, termasuk dalam konflik di Suriah, Libya, juga di Mediterania Timur. Beberapa waktu lalu, Erdogan bahkan berulang kali menyarankan Macron untuk menjalani 'pemeriksaan kejiwaan' dan sempat mendorong warga Turki untuk memboikot produk-produk Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, dalam beberapa pekan terakhir, Erdogan berupaya meredakan ketegangan dengan Uni Eropa di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi negaranya.
Dalam panggilan itu, Erdogan menekankan bahwa 'persahabatan' Turki dan Prancis telah 'menghadapi banyak rintangan' sejak abad ke-16 selama kepemimpinan Raja Prancis, Francis I dan kekaisaran Ottoman di bawah Sultan Suleiman Agung.
Menurut pernyataan yang dirilis kantor Kepresidenan Turki, dalam percakapan video call itu Erdogan menuturkan kepada Macron bahwa negara mereka 'bisa berkontribusi secara signifikan bagi stabilitas dan perdamaian' di Eropa, Kaukasus, Timur Tengah dan Afrika.
"Ada juga langkah-langkah yang bisa kita ambil bersama... melawan organisasi teroris," cetus Erdogan kepada Macron, seperti disampaikan kantor Kepresidenan Turki.
"Turki ingin bekerja sama dengan Prancis dalam semua bidang ini," imbuhnya, sembari menyebut kolaborasi Turki-Prancis memiliki 'potensi besar'.
Sebelumnya isyarat normalisasi hubungan Turki dan Prancis sudah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Cavusoglu mengatakan bahwa dirinya telah melakukan "percakapan telepon yang sangat konstruktif" dengan mitranya dari Prancis, Menteri Urusan Eropa dan Luar Negeri Jean-Yves Le Drian.
"Kami sepakat bahwa kami harus mengerjakan peta jalan untuk menormalisasi hubungan," kata Cavusoglu kepada wartawan setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Augusto Santos Silva, di Lisbon, Kamis (7/1).
Pada pertemuan puncak bulan lalu, para pemimpin Uni Eropa memutuskan untuk menyusun daftar target Turki untuk sanksi sebagai tanggapan atas prospek gas Ankara di perairan Yunani dan Siprus. Dia menambahkan bahwa hubungan dengan 27 negara Uni Eropa secara keseluruhan akan mendapat manfaat dari "suasana yang lebih baik".