3 Wanita Pekerja Media Tewas Ditembak di Afghanistan

3 Wanita Pekerja Media Tewas Ditembak di Afghanistan

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 03 Mar 2021 09:44 WIB
Konvoi Wapres Afghanistan Diserang Bom Bunuh Diri
Ilustrasi (Foto: Associated Press)
Kabul -

Tiga wanita yang bekerja untuk sebuah stasiun televisi di Afghanistan tewas ditembak. Insiden ini menjadi serangan baru di tengah gelombang pembunuhan yang terus melanda negara itu.

Seperti dilansir AFP, Rabu (3/3/2021), beberapa waktu belakangan, para jurnalis, cendekiawan agama, aktivis, dan hakim menjadi sasaran empuk pembunuhan bermotif politik di Afghanistan. Sebagian dari mereka terpaksa bersembunyi bahkan melarikan diri.

Direktur Enikass TV, Zalmai Latifi, tempat ketiga wanita itu bekerja, menuturkan bahwa pembunuhan terjadi pada Selasa (2/3) waktu setempat, dalam dua serangan terpisah di bagian timur Jalalabad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu mereka hendak pulang kantor dengan berjalan kaki ketika ditembak," kata Latifi kepada AFP, seraya mengatakan ketiganya bekerja di departemen dubbing untuk penyiar.

Juru bicara Rumah Sakit Provinsi Nangarhar, Zahir Adel, juga mengkonfirmasi jumlah korban insiden tersebut.

ADVERTISEMENT

Militan lokal yang merupakan afiliasi kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim anggotanya melakukan pembunuhan terhadap apa yang disebutnya sebagai "wartawan yang bekerja untuk salah satu stasiun media yang setia kepada pemerintah Afghanistan yang murtad".

Pembunuhan meningkat sejak perundingan damai dimulai tahun lalu antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.

Para pejabat Afghanistan dan Amerika Serikat (AS) menyalahkan Taliban atas gelombang kekerasan yang terjadi, namun mereka membantah tuduhan itu. Seorang juru bicara Taliban membantah kelompok itu terlibat dalam pembunuhan hari Selasa (2/3).

Simak juga 'Dua Hakim Wanita Afghanistan Tewas Ditembak':

[Gambas:Video 20detik]



Insiden terjadi ketika utusan khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, kembali ke Kabul untuk melakukan pertemuan dengan para pemimpin Afghanistan. Pertemuan itu bertujuan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian yang 'lesu' karena batas waktu penarikan pasukan AS semakin dekat.

Kedatangan Khalilzad menandai pertama kalinya dia kembali ke Afghanistan sejak Presiden AS Joe Biden menjabat pada Januari lalu. Biden memintanya untuk tetap menjadi utusan khusus dari AS.

Sebelumnya, pemerintahan Donald Trump, yang ingin mengakhiri perang terpanjang itu, menugaskan diplomat veteran itu untuk bernegosiasi dengan Taliban. Pada 29 Februari 2020, negosiasi itu menghasilkan kesepakatan yang ditandatangani di Qatar.

Disebutkan dalam perjanjian, AS akan menarik semua pasukan dari Afghanistan pada Mei mendatang. Namun dengan syarat Taliban berjanji untuk tidak membiarkan wilayah tersebut digunakan oleh teroris - tujuan awal invasi AS setelah serangan 11 September 2001.

Masa depan pasukan AS di Afghanistan di bawah pemerintahan Biden belum jelas, lantaran Gedung Putih berencana untuk meninjau kembali kesepakatan penarikan yang ditengahi tahun lalu.

Beberapa pengamat memperingatkan penarikan pasukan AS dari negara itu dapat menimbulkan kekacauan yang lebih besar di Afghanistan.

Halaman 3 dari 2
(izt/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads