Pemerintah Australia memperpanjang larangan perjalanan internasional yang diberlakukan di tengah pandemi virus Corona (COVID-19), hingga Juni 2021 mendatang. Kemunculan varian baru Corona yang lebih mudah menular di luar negeri menjadi alasan perpanjangan itu.
Seperti dilansir media Australia, Sydney Morning Herald, Selasa (2/3/2021), perpanjangan larangan perjalanan internasional ini diumumkan Menteri Kesehatan Federal Australia, Greg Hunt, dalam pernyataan pada Selasa (2/3) malam waktu setempat.
Dalam pengumumannya, Hunt menyatakan bahwa Gubernur Jenderal telah memperpanjang 'masa darurat biosekuriti manusia' selama tiga bulan hingga 17 Juni mendatang. Larangan perjalanan yang ditetapkan di bawah Undang-undang Biosekuriti tahun 2015 ini diberlakukan sejak 17 Maret 2020 dan seharusnya berakhir pada 17 Maret 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini berarti larangan perjalanan internasional akan diberlakukan selama 15 bulan berturut-turut oleh otoritas Australia, sejak perbatasan negara ini ditutup dari berbagai negara akibat pandemi Corona yang merajalela secara global.
"Untuk memastikan pemerintah Australia memiliki kewenangan untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk terus mencegah dan mengendalikan COVID-19," sebut Hunt dalam pengumumannya.
Di bawah larangan ini, warga Australia tidak boleh pergi ke luar negeri, kecuali mendapat pengecualian dan warga negara asing tidak boleh masuk ke Australia. Bagi warga Australia yang ingin kembali negaranya, juga akan dibatasi jumlahnya di bawah larangan ini.
"Perpanjangan masa darurat didasarkan pada saran spesialis medis dan epidemiologi yang diberikan oleh Komisi Utama Perlindungan Kesehatan Australia (AHPPC) dan Kepala Petugas Medis Persemakmuran," tutur Hunt dalam pernyataannya.
"AHPCC telah menyarankan pemerintah Australia bahwa situasi COVID-19 di luar negeri terus menimbulkan risiko kesehatan publik yang tidak bisa diterima bagi Australia, termasuk munculnya varian-varian yang lebih mudah menular," imbuhnya.
"Perpanjangan masa darurat selama tiga bulan ke depan ini dimaksudkan untuk memitigasi risiko itu demi kesehatan dan keselamatan semua orang," terang Hunt.
Perpanjangan ini juga mengonfirmasi bahwa karantina hotel akan tetap diberlakukan setidaknya hingga pertengahan tahun ini, dengan perkiraan bisa berlanjut sampai akhir tahun ini.
Perdana Menteri Scott Morrison menolak tekanan dari otoritas negara-negara bagian dan oposisi federal untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab atas karantina, dengan pembatasan tempat-tempat karantina memicu tumpukan sekitar 40 ribu warga Australia yang terdampar di luar negeri tidak bisa masuk ke negaranya sendiri.
Jumlah fasilitas karantina yang terbatas berarti warga Australia diminta membayar tarif yang terlalu besar di atas tagihan karantina mereka untuk bisa kembali ke negaranya, dengan menghadapi risiko ditolak terbang pada menit-menit akhir.