Nyaris dua pertiga warga Rusia tidak bersedia disuntik vaksin virus Corona (COVID-19) buatan negaranya, Sputnik V. Jumlah yang sama di Rusia meyakini virus Corona diciptakan secara artifisial sebagai senjata biologi.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (2/3/2021), data tersebut terungkap dalam polling yang dilakukan secara independen oleh lembaga Levada Center pada bulan lalu.
Polling itu menunjukkan bahwa 62 persen Rusia warga tidak ingin mendapatkan vaksin Corona yang diproduksi di dalam negeri, dan level keengganan tertinggi teridentifikasi di kalangan warga berusia 18-24 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar responden polling tersebut menyebutkan efek samping -- termasuk demam dan kelelahan -- sebagai alasan utama mereka tidak ingin divaksinasi.
Polling yang mengambil sampel dari 1.601 orang di sebanyak 50 wilayah Rusia ini juga mendapatkan bahwa 64 persen warga mengira virus Corona diciptakan sebagai senjata biologi.
Asal-usul virus Corona telah sangat dipolitisasi, tapi sebagian besar pakar virologi dan pakar penyakit menular mengatakan kemungkinan besar virus tersebut berevolusi secara alami. Tim pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang melakukan misi penyelidikan asal-usul Corona ke China menyatakan bulan lalu bahwa pihaknya tidak menyelidiki lebih lanjut apakah virus Corona lolos dari laboratorium, yang dinilai sangat tidak mungkin.
Misi tersebut menyatakan bahwa hipotesis utama mereka menyatakan virus Corona berasal dari kelelawar, meskipun ada beberapa kemungkinan skenario soal bagaimana virus itu menular ke manusia, yang diduga diawali dengan menginfeksi spesies hewan lainnya.
Simak juga video 'Rusia Klaim Vaksin Corona Sputnik V Paling Aman: Efikasi 91,6%':