Para pengunjuk rasa kembali turun ke jalan-jalan di Myanmar pada Senin (1/3) untuk menentang tindakan keras mematikan oleh pasukan keamanan sehari sebelumnya.
Seperti dilansir Reuters, Senin (1/3/2021) polisi dengan meriam air dan kendaraan militer dikerahkan di titik-titik protes di Yangon. Sementara itu, demonstran juga berbaris di Kale, barat laut Myanmar, memegang foto Aung San Suu Kyi dan meneriakkan: "Demokrasi, tujuan kami."
Melalui Video langsung di Facebook, terlihat kerumunan orang berkumpul di seberang jalan di Lashio, negara bagian Shan, meneriakkan slogan-slogan saat polisi berbaris ke arah mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah satu bulan sejak kudeta. Mereka menindak kami dengan penembakan kemarin. Kami akan keluar hari ini lagi," kata pemimpin protes terkemuka, Ei Thinzar Maung, di Facebook.
Menurut kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sedikitnya 18 orang tewas saat bentrokan terjadi pada Minggu (28/2). Polisi melepaskan tembakan ke kerumunan di kota terbesar Yangon, setelah gas air mata dan tembakan peringatan gagal untuk mengusir pengunjuk rasa.
Pelapor khusus PBB, Tom Andrews, mengatakan serangan junta militer akan terus berlanjut sehingga komunitas internasional harus meningkatkan responsnya. Dia mengusulkan embargo senjata global, lebih banyak sanksi dari lebih banyak negara terhadap mereka yang berada di balik kudeta, sanksi terhadap bisnis militer dan rujukan Dewan Keamanan PBB ke Pengadilan Kriminal Internasional.
"Kata-kata kutukan diterima tetapi tidak cukup. Kita harus bertindak," kata Andrews dalam sebuah pernyataan.
"Mimpi buruk di Myanmar yang terbentang di depan mata kita akan bertambah buruk. Dunia harus bertindak," imbuhnya.
Lihat Video: 18 Pedemo di Myanmar Tewas