Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura, Vivian Balakrishnan menyerukan militer Myanmar untuk menghentikan penggunaan kekuatan mematikan pada warga sipil yang melakukan demonstrasi. Dia juga meminta Aung San Suu Kyi dan tahanan politik lainnya untuk segera dibebaskan.
Seperti dilansir Channel News Asia, Senin (1/3/2021) menurut Kantor Hak Asai Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Minggu (28/2) sedikitnya 18 orang tewas ketika otoritas Myanmar menindak para demonstran aksi tolak kudeta.
Balakrishnan mengatakan perkembangan baru-baru ini di Myanmar menjadi keprihatinan besar bagi Singapura dan ASEAN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prioritas segera adalah menghentikan semua tindakan kekerasan dan penggunaan kekuatan mematikan, dan mundur dari situasi yang memburuk dengan cepat," kata Balakrishnan, seraya menyoroti peningkatan kekerasan yang signifikan pada hari Minggu (28/2) di seluruh kota di Myanmar.
"Kami terkejut dengan penggunaan kekuatan mematikan terhadap warga sipil," kata Dr. Balakrishnan, seraya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.
Singapura menegaskan kembali bahwa penggunaan senjata mematikan terhadap warga sipil tidak dapat dimaafkan dalam segala keadaan, dan menyerukan militer untuk menahan diri dari kekerasan.
Dr. Balakrishnan mengatakan, ketidakstabilan yang berkepanjangan di Myanmar akan memiliki "konsekuensi serius" bagi negara itu, ASEAN, dan di seluruh kawasan.
Dia meminta semua pihak di Myanmar untuk terlibat dalam diskusi dan bernegosiasi dengan itikad baik, dan untuk mengejar solusi politik damai jangka panjang bagi mereka untuk mencapai rekonsiliasi nasional, termasuk untuk menemukan cara untuk kembali ke jalur transisi demokrasi.
"Kami yakin ini hanya dapat dimulai jika Presiden Win Myint, Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Aung San Suu Kyi, dan tahanan politik lainnya segera dibebaskan," kata Balakrishnan.
Simak Video: 18 Pedemo di Myanmar Tewas
Peran ASEAN
Terlepas dari prinsip-prinsip inti ASEAN tentang konsensus dan non-intervensi, ASEAN masih dapat memainkan peran konstruktif dalam memfasilitasi kembalinya keadaan normal dan stabilitas di Myanmar.
"Kami percaya pada keterlibatan dan dialog dengan itikad baik dengan semua pemangku kepentingan yang relevan," ujar Balakrishnan.
Pertemuan khusus Menteri Luar Negeri ASEAN akan diadakan melalui konferensi video pada hari Selasa (2/3) untuk mendengarkan perwakilan dari otoritas militer Myanmar.
Disebutkan, ASEAN akan bekerja sama dengan mitra eksternal untuk mendorong dialog inklusif dengan para pemangku kepentingan utama.
"Kita harus memastikan bahwa hubungan yang saling menguntungkan yang telah dibangun ASEAN dan mitra kita tidak dilumpuhkan oleh masalah ini," tandas Balakrishnan.