Sebuah kapal kargo milik Israel dihantam ledakan saat berlayar di perairan strategis Teluk Oman, pekan lalu. Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menyalahkan Iran atas ledakan tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Senin (1/3/2021), kapal kargo pengangkut kendaraan yang bernama MV Helios Ray itu dihantam ledakan pada malam hari, antara Kamis (25/2) malam dan Jumat (26/2) dini hari, saat berlayar di jalur perairan strategis di Teluk Oman.
Ledakan terjadi di lambung kapal yang ada di atas garis air. Menurut seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS), ledakan itu memicu lubang di kedua sisi lambung kapal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini memang jelas operasi Iran. Sudah jelas itu," tegas Netanyahu kepada radio setempat, Kan.
Saat ditanya lebih lanjut apakah Israel akan membalasnya, Netanyahu tidak memberi jawaban tegas. Dia justru berulang kali mengulangi pernyataan sebelumnya soal tekadnya mencegah Iran mengembangkan kemampuan nuklir.
"Kita menyerang (Iran) di seluruh wilayah," imbuh Netanyahu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pihak radio Kan mengungkapkan wawancara dengan Netanyahu itu direkam pada Minggu (28/2) malam waktu setempat, sebelum Suriah menuduh Israel melancarkan serangan rudal di sekitar Damaskus bagian selatan. Israel tidak mengonfirmasi serangan itu, tapi sebelumnya menyatakan pihaknya sering melancarkan aksi militer terhadap pengerahan atau penyerahan senjata Iran di wilayah Suriah.
Sementara itu, diketahui bahwa kapal kargo raksasa milik Ray Shipping Ltd yang berkantor di Tel Aviv, Israel itu, telah tiba di pelabuhan Rashid, Dubai, Uni Emirat Arab, untuk menjalani pemeriksaan demi menaksir kerusakan akibat ledakan. Kapal itu berlayar dari lepas pantai Muscat di Oman, usai ledakan terjadi pekan lalu.
Laporan televisi lokal, Channel 13 News, menyebut delegasi Israel terbang langsung ke Dubai untuk menyelidiki insiden tersebut.
Secara terpisah, Kementerian Pertahanan Israel menyatakan bahwa penilaian awal mendapati Iran bertanggung jawab atas ledakan itu. Namun sejauh ini belum ada komentar resmi dari otoritas Iran.