Iran menolak tawaran Uni Eropa untuk mengadakan pertemuan informal yang melibatkan Amerika Serikat (AS) mengenai kesepakatan nuklir 2015. Iran menganggap 'waktunya belum pas' lantaran AS belum juga mencabut sanksi-sanksi terhadap Iran.
"Mempertimbangkan posisi dan tindakan yang dilakukan Amerika Serikat dan tiga negara Eropa lainnya, (Iran) mempertimbangkan bahwa ini waktu yang tidak tepat untuk mengadakan pertemuan informal yang diusulkan oleh koordinator Eropa," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh.
"Masih belum ada perubahan dalam posisi dan perilaku AS," tambahnya, seraya mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden melanjutkan "kebijakan tekanan maksimum Trump yang gagal."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir AFP, Senin (1/3/2021) awal bulan Februari lalu, Uni Eropa mengusulkan pertemuan informal yang melibatkan semua pihak dalam kesepakatan nuklir 2015, sebuah proposisi yang diterima oleh pemerintahan Biden.
Setelah terpilihnya Biden, pihak-pihak Eropa dalam kesepakatan itu - Prancis, Jerman dan Inggris - dan Iran telah berusaha untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015. Kesepakatan itu hampir runtuh sejak mantan presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi sebagai bagian dari kampanye "tekanan maksimum" terhadap Teheran.
Biden telah mengisyaratkan kesiapan untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu, tetapi bersikeras Iran harus lebih dahulu kembali ke semua komitmen nuklirnya, yang sebagian besar ditangguhkan sebagai tanggapan atas sanksi. Sebaliknya, Iran menuntut AS untuk lebih dahulu membatalkan sanksi.
"Meskipun kami kecewa dengan tanggapan Iran, kami tetap siap untuk terlibat kembali dalam diplomasi untuk kembali ke kepatuhan," kata juru bicara Gedung Putih, Minggu (28/2).
"Kami akan berkonsultasi dengan mitra P5 + 1 kami tentang cara terbaik nantinya," tambah juru bicara itu, merujuk pada lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, ditambah Jerman.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran ini muncul menjelang pertemuan triwulan dengan pengawas nuklir PBB, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang kemungkinan akan membahas pembatasan Iran atas beberapa inspeksi nuklir.
Lihat juga video 'Iran Setujui Kesepakatan Tekhnis Pengawasan Nuklir IAEA':
"Ingat: Trump gagal bertemu karena 'Kegagalan Maksimum' yang keliru," tulis Khatibzadeh di Twitter tak lama setelah pernyataannya.
Lebih lanjut dikatakan, Iran mengklaim AS bahkan belum mengumumkan komitmennya untuk memenuhi tanggung jawabnya berdasarkan kesepakatan dan resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Amerika harus mengakhiri sanksi ilegal dan sepihak dan kembali ke komitmen (kesepakatan). Ini tidak memerlukan negosiasi atau resolusi," tambah Khatibzadeh.
Dikatakannya, Iran "akan menjawab tindakan dengan tindakan, dan akan kembali ke komitmen (kesepakatan) tergantung pencabutan sanksi, Iran akan menanggapi tindakan dan perilaku dengan cara yang sama".
Khatibzadeh menambahkan bahwa Teheran akan terus berkonsultasi dengan pihak lain dalam perjanjian nuklir, dan Menteri Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell "dalam kapasitasnya sebagai koordinator (kesepakatan), baik secara bilateral maupun multilateral".