Beberapa pekan terakhir, media nasional China melaporkan dalam beberapa kasus tes swab anal mungkin dilakukan. Sejumlah dokter dan kajian di China menganggap tes itu lebih dapat diandalkan daripada tes swab hidung atau tenggorokan.
"Beberapa pasien tanpa gejala atau mereka dengan gejala ringan yang sembuh cepat (dari COVID-19), dan dimungkinkan bahwa tes tenggorokan tidak akan efektif bagi orang-orang ini dalam tiga hingga lima hari," tutur seorang dokter spesialis penyakit menular di China, Li Tongzeng, kepada CNN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para peneliti menunjukkan bahwa bagi beberapa orang yang terinfeksi, durasi waktu hasil nucleic positif bertahan lebih lama pada (sampel) tes tinja dan dubur daripada pada saluran pernapasan bagian atas. Oleh karena itu, menambahkan tes swab anal bisa meningkatkan tingkat deteksi positif dari yang terinfeksi," imbuhnya.
Tidak diketahui dengan jelas apakah tes swab anal jauh lebih efisien dalam mendeteksi COVID-19.
(izt/ita)