Myanmar Memanas, Pendukung Pro-Militer Bentrok dengan Warga

Myanmar Memanas, Pendukung Pro-Militer Bentrok dengan Warga

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Kamis, 25 Feb 2021 18:08 WIB
Demonstrators display three-fingered salute, a symbol of resistance at an intersection in Yangon, Myanmar Wednesday, Feb. 10, 2021. Protesters continued to gather Wednesday morning in Yangon breaching Myanmars new military rulers decrees that effectively banned peaceful public protests in the countrys two biggest cities. (AP Photo)
Ilustrasi (Foto: AP Photo)
Yangon -

Para pendukung militer yang memegang pisau dan ketapel bentrok dengan penduduk di kota terbesar Myanmar, Yangon pada Kamis (25/2). Bentrokan itu terjadi setelah ketegangan di negara itu meningkat setelah berminggu-minggu aksi protes nasional menolak kudeta digaungkan.

Seperti dilansir AFP, Kamis (25/2/2021), ratusan ribu orang terus memadati sejumlah kota di Myanmar guna menyuarakan kemarahan akibat perlakuan militer terhadap pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan meminta kembalinya demokrasi di negara itu.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kini ratusan pendukung militer mulai unjuk dukungan. Mereka berbaris di Yangon membawa spanduk-spanduk bertuliskan "Kami mendukung Dinas Pertahanan", yang mengacu pada militer Myanmar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak berwenang memberi mereka akses ke Pagoda Sule Yangon, landmark lokal di persimpangan utama, yang dalam beberapa hari terakhir dibarikade untuk mencegah para pengunjuk rasa antikudeta berkumpul.

Merespons kehadiran pendukung militer, warga yang tinggal di sekitar Pagoda mulai membunyikan panci dan wajan sebagai bentuk protes atas kehadiran demonstran pro-militer. Membunyikan panci dan wajan merupakan praktik umum di antara para pengunjuk rasa antikudeta.

ADVERTISEMENT

Pada siang hari, bentrokan kedua pihak terjadi di dekat kompleks stasiun kereta api pusat Yangon. Menurut saksi mata, para pendukung pro-militer - beberapa membawa tongkat, pisau dan ketapel - menghina warga yang mencemooh.

"Mereka menyerang kami dengan ketapel dari mobil ... sekitar 10 orang terluka di kepala," kata Aung Zin Lin (38) yang tinggal di dekat situ.

Merespons hal itu, warga setempat melakukan perlawanan hingga polisi datang.

Simak video 'Gajah-gajah Ikut Demo Anti-kudeta Militer di Myanmar':

[Gambas:Video 20detik]



Pasukan keamanan akhirnya tiba untuk mengamankan wanita dan anak-anak yang bergandengan tangan di depan kompleks kereta api, dalam upaya mencegah polisi menangkap pengunjuk rasa anti-kudeta. Namun setelah kebuntuan mencekam, petugas menggiring penyerang dari kelompok pro-junta.

"Saya yakin mereka punya hak untuk memprotes tetapi mereka seharusnya tidak menggunakan senjata," kata Zaw Oo kepada AFP, dengan luka memar di tulang rusuk setelah dia diserang sekelompok penyerang.

"Mereka adalah para pengganggu," cetusnya.

Dalam rekaman yang beredar di media sosial, seorang pria yang membawa pisau terlihat mengejar orang-orang di pusat kota.

Di sepanjang jalan, penduduk Yangon mengepalkan tangan kepada para pendukung militer di dalam mobil, dan menuduh mereka dibayar oleh junta.

Sementara itu, para mahasiswa di Universitas Yangon berbaris dengan damai, membawa bendera merah partai Liga Demokrasi Nasional (NLD).

Sejak awal Februari, polisi telah mengerahkan meriam air, gas air mata, dan peluru karet untuk melawan para demonstran di beberapa kota. Empat pengunjuk rasa anti-kudeta tewas dalam tindakan keras aparat. Militer Myanmar juga telah melaporkan kematian setidaknya satu petugas polisi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads