Perdana Menteri (PM) Armenia, Nikol Pashinyan, berang dan mengecam seruan mundur yang dilontarkan petinggi militer, yang disebutnya sebagai 'upaya kudeta militer'. Pashinyan menyerukan pendukungnya untuk turun ke jalanan memprotes hal tersebut.
"Saya menganggap pernyataan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata sebagai upaya kudeta militer. Saya mengundang seluruh pendukung kami ke Alun-alun Republik sekarang," tulis Pashinyan dalam pernyataan via Facebook, merujuk alun-alun di pusat ibu kota Yerevan, seperti dilansir AFP, Kamis (25/2/2021).
Kantor Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata, Onik Gasparyan, sebelumnya merilis pernyataan yang meminta Pashinyan dan kabinetnya untuk mengundurkan diri setelah pemecatan Wakil Kepala Staf, Tigran Khachatryan, pada Rabu (24/2) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khachatryan dipecat setelah menertawakan klaim Pashinyan bahwa rudal-rudal Iskander yang disuplai Rusia -- sekutu militer utama Armenia -- telah gagal mencapai target selama perang tahun lalu atas wilayah Nagorno-Karabakh yang menjadi sengketa dengan Azerbaijan.
Pernyataan yang dirilis kantor Gasparyan menyebut pemecatan itu dilakukan 'secara eksklusif atas dasar perasaan dan ambisi pribadi' Pashinyan.
Disebutkan juga oleh pernyataan itu bahwa Pashinyan dan pemerintahannya 'tidak mampu mengambil keputusan yang layak'. Pernyataan itu juga mengecam apa yang disebut sebagai 'serangan pemerintah yang bertujuan mendiskreditkan Angkatan Bersenjata'.
Pashinyan telah memecat Gasparyan usai pernyataannya itu.
Saksikan juga 'Mengenang 29 Tahun Tragedi Pembantaian di Khojaly':
Diketahui bahwa Pashinyan yang dituduh gagal menangani perang dengan Azerbaijan terkait Nagorno-Karabakh, menolak tekanan untuk mengundurkan diri yang mencuat sejak November tahun lalu.
Seruan mundur muncul setelah dia menandatangani kesepakatan damai yang dimediasi Rusia, yang mengakhiri pertempuran sengit selama enam pekan yang menewaskan 6 ribu orang. Di bawah kesepakatan damai itu, Armenia menyerahkan wilayah sengketa itu kepada Azerbaijan.
Partai-partai oposisi Armenia menggelar unjuk rasa dalam beberapa waktu terakhir, untuk menuntut pengunduran diri Pashinyan. Sama seperti Pashinya, oposisi juga menyerukan pendukungnya turun ke jalanan pada Kamis (25/2) waktu setempat.