Wanita Singapura Mengaku Bersalah Atas Pembunuhan Pembantunya

Wanita Singapura Mengaku Bersalah Atas Pembunuhan Pembantunya

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 24 Feb 2021 17:56 WIB
Ilustrasi sidang (Reuters)
ilustrasi (Foto: Reuters)
Singapura -

Seorang wanita Singapura mengakui menyerang dan membunuh pembantu rumah tangganya yang berasal dari Myanmar. Jaksa mengatakan pembunuhan itu adalah salah satu kasus penyiksaan pembantu rumah tangga terburuk di negara itu.

Seperti dilansir AFP, Rabu (24/2/2021) penyiksaan yang dilakukan terhadap pekerja bernama Piang Ngaih Don sangat mengerikan. Korban diinjak, dicekik, dipukul dengan sapu dan disengat dengan setrika.

Singapura menjadi daya tarik bagi sekitar 250.000 pekerja rumah tangga asal negara-negara Asia. Penganiayaan dan kekerasan kerap kali terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gaiyathiri Murugayan (40) mengaku bersalah pada Selasa (23/2) atas 28 dakwaan termasuk pembunuhan terhadap pembantu rumah tangganya. Dia akan menerima vonis hukuman dan bisa dipenjara seumur hidup.

"Seorang manusia yang memperlakukan orang lain dengan cara yang jahat dan sangat tidak manusiawi ini menyebabkan kemarahan pengadilan. Hukum harus diberlakukan dengan kekuatan penuh," kata jaksa penuntut.

ADVERTISEMENT

Korban yang berusia 24 tahun itu bekerja untuk Gaiyathiri dan suaminya, seorang petugas polisi, pada tahun 2015 untuk membantu mengasuh dua anak mereka, masing-masing anak perempuan berusia empat tahun dan anak laki-laki berusia satu tahun.

Menurut dokumen pengadilan yang dilihat oleh AFP, pelaku kerap menyiksa korban hampir setiap hari, bahkan seringkali beberapa kali sehari. Ibu pelaku yang berusia 61 tahun terkadang ikut serta melakukan penyiksaan.

Pekerja rumah tangga itu akhirnya meninggal pada Juli 2016 setelah Gaiyathiri berulang kali menyerangnya selama beberapa jam.

Saksikan juga 'Kisah Pilu Kecelakaan Maut Singapura: Terbakar Demi Selamatkan Kekasih':

[Gambas:Video 20detik]



Terungkap bahwa korban, Piang Ngaih Don, yang bekerja lebih dari setahun, hanya diberi sedikit makanan dan dipaksa untuk mandi dan buang air dengan pintu kamar mandi terbuka. Korban juga hanya diizinkan tidur selama lima jam sehari.

Dia kehilangan sekitar 38 persen berat tubuhnya selama bekerja, dan hanya memiliki berat badan 24 kilogram pada saat kematiannya.

Diketahui bahwa Gaiyathiri menderita sejumlah penyakit, termasuk depresi.

Polisi mengatakan bahwa suami pelaku juga menghadapi banyak dakwaan atas kasus tersebut.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads