Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu (17/2) waktu setempat, akhirnya berbicara via telepon dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Ini adalah pembicaraan pertama antara keduanya sejak Biden menjabat sebagai presiden.
"Pembicaraan itu sangat hangat dan ramah dan berlangsung selama kurang lebih satu jam," demikian pernyataan penasihat media Netanyahu, seperti dilansir AFP, Kamis (18/2/2021).
"Kedua pemimpin itu menekankan hubungan pribadi mereka yang sudah lama dan mengatakan mereka akan bekerja sama untuk terus memperkuat aliansi yang kokoh antara Israel dan AS," tambah pernyataan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan bahwa dalam percakapan via telepon itu, Netanyahu dan Biden "membahas kemajuan masa depan perjanjian perdamaian, ancaman Iran dan tantangan regional, dan setuju untuk melanjutkan dialog mereka".
Dalam panggilan telepon itu, "Biden juga memuji Netanyahu atas kepemimpinannya dalam perang melawan virus Corona," tambah pernyataan itu.
Sebelumnya, Biden disorot karena sejak dilantik menjadi presiden, dia belum juga menelepon Netanyahu, pemimpin negara Yahudi yang merupakan sekutu kuat AS. Bahkan dalam pidato kebijakan besar pertamanya, Biden bahkan tidak menyebut Israel saat dia berbicara tentang upayanya untuk memperkuat aliansi AS.
Danny Danon, ketua sayap global Partai Likud pimpinan Netanyahu, baru-baru ini men-tweet daftar percakapan Biden dengan para pemimpin dunia, dan bertanya, "Mungkinkah sekarang saatnya untuk memanggil pemimpin Israel, sekutu terdekat AS?"
Tonton Video: Reaksi Santai Netanyahu Belum Dihubungi Biden: Dia Akan Menelepon
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki sebelumnya memastikan bahwa Netanyahu nantinya akan menjadi pemimpin pertama di kawasan Timur Tengah yang dihubungi Biden sebagai Presiden AS.
"Saya konfirmasi kepada Anda bahwa panggilan pertamanya dengan pemimpin di kawasan itu adalah Perdana Menteri Netanyahu," tegas Psaki.
Sejak dilantik, Biden sudah menghubungi sejumlah pemimpin negara-negara di dunia, termasuk pemimpin China, Meksiko, Inggris, India, Prancis, Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan Rusia.