Penelitian Israel: Vaksin Pfizer 94 Persen Efektif Cegah COVID-19

Penelitian Israel: Vaksin Pfizer 94 Persen Efektif Cegah COVID-19

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Senin, 15 Feb 2021 15:28 WIB
A health care professional prepares a Pfizer-BioNTech COVID-19 vaccine at Sheba Tel Hashomer Hospital in Ramat Gan, Israel, Tuesday, Jan. 12, 2021. Israel has struck a deal with Pfizer, promising to share vast troves of medical data with the drugmaker in exchange for the continued flow of its COVID-19 vaccine. Critics say the deal is raising major ethical concerns, including possible privacy violations and a deepening of the global divide between wealthy countries and poorer populations, including Palestinians in the occupied West Bank and Gaza, who face long waits to be inoculated. (AP Photo/Oded Balilty)
Ilustrasi (Foto: AP/Oded Balilty)
Yerusalem -

Penyedia layanan kesehatan terbesar Israel, Clalit, menemukan bahwa vaksin Pfizer/BioNtech efektif memberikan perlindungan hingga 94 persen terhadap virus Corona atau COVID-19. Hasil penelitian ini ditunjukkan dari lebih dari setengah juta warga Israel yang telah menerima dua dosis vaksin Corona itu.

Seperti dilansir AFP, Layanan Kesehatan Clalit mengatakan para peneliti menguji 600.000 orang yang telah menerima dosis kedua vaksin Pfizer/BioNTech buatan AS-Jerman. Penelitian kemudian membandingkan dengan 600.000 orang yang tidak diinokulasi.

"Ada penurunan 94 persen dalam tingkat infeksi gejala dan 92 persen penurunan tingkat penyakit serius dibandingkan dengan 600.000 (subjek) serupa yang tidak divaksinasi," kata Clalit dalam sebuah pernyataan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemanjuran vaksin terjadi di semua kelompok usia, termasuk mereka yang berusia 70 tahun ke atas," tambahnya.

Sebanyak 3,8 juta orang di Israel sudah menerima dosis pertama vaksin, sedangkan 2,4 juta orang lainnya bahkan sudah menerima dosis vaksin tahap dua.

ADVERTISEMENT

Negara berpenduduk sembilan juta orang itu, yang kini melonggarkan pembatasan selama lockdown nasional ketiga, menargetkan akan memvaksinasi semua orang yang berusia di atas 16 tahun pada akhir Maret mendatang.

"Publikasi hasil awal pada tahap ini dimaksudkan untuk meyakinkan populasi yang belum divaksinasi bahwa vaksin sangat efektif dan mencegah morbiditas yang serius," kata Clalit, Minggu (14/2).

Ke depannya, penelitian akan terus dilakukan pada mereka yang sudah menerima vaksinasi tahap dua.

Saksikan juga 'Pekan Depan, Jepang Mulai Program Vaksinasi Covid-19':

[Gambas:Video 20detik]



"Dengan penambahan setiap minggu, kami dapat membuat penilaian lebih akurat," imbuh Clalit.

Disebutkan Clalit bahwa akurasi akan meningkat karena subjek diuji setelah 14 hari atau lebih setelah menerima dosis kedua.

Israel sejauh ini hanya mengandalkan vaksin Pfizer/BioNTech, meskipun memiliki sedikit stok vaksin Moderna. Negara itu mendapatkan banyak pasokan vaksin dari Pfizer setelah mencapai kesepakatan berbagi data dengan produsen AS tersebut.

Perjanjian tersebut menetapkan bahwa negara Yahudi, yang memiliki salah satu sistem data medis tercanggih di dunia itu, akan berbagi informasi dengan Pfizer tentang dampak vaksin, termasuk tentang kemajuan herd immunity.

Clalit adalah penyedia layanan kesehatan terbesar dari empat lainnya yang ada di Israel. Clalit menyediakan perawatan kesehatan untuk seluruh penduduk Israel dan bertanggung jawab langsung atas vaksinasi dan mengumpulkan data tentang dampak vaksinasi.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads