Menteri Luar Negeri (Menlu) Peru Elizabeth Astete mengundurkan diri dari jabatannya pada Minggu (14/2) malam waktu setempat. Pengunduran dirinya dilakukan setelah ia menerima vaksin Sinopharm buatan China di luar uji klinis dan sebelum program vaksinasi nasional dimulai.
Seperti dilansir Reuters, Senin (15/2/2021) Astete, yang menjabat sejak November 2020, mengatakan dia diinokulasi pada 22 Januari lalu setelah menerima tawaran dari penanggungjawab uji coba vaksin Sinopharm, Cayetano Heredia, dari Universitas Peru. Ia mengaku menerima vaksin "sisa-sisa" uji coba.
"Saya menyadari kesalahan serius yang saya buat, itulah mengapa saya memutuskan untuk tidak menerima dosis kedua," katanya melalui Twitter. "Untuk alasan yang disebutkan itu, saya telah menyerahkan surat pengunduran diri saya kepada Presiden," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelumnya, Presiden Francisco Sagasti menerima pengunduran diri Menteri Kesehatan Pilar Mazzetti. Ia mundur dari jabatannya di tengah skandal yang menyebut mantan Presiden Martin Vizcarra disuntik vaksin virus Corona (COVId-19) lebih awal sebelum vaksin tersedia.
Vizcarra, yang digulingkan Kongres karena tuduhan korupsi pada November lalu, mengatakan dia mendapatkan vaksin hanya sebagai relawan. Media lokal mempertanyakan penjelasan itu.
Vizcarra yang berusia 57 tahun ini mengatakan dirinya merahasiakan fakta itu karena 'relawan harus menjaga kerahasiaan'. Istri Vizcarra juga diketahui ikut menjadi relawan uji klinis vaksin Corona. Namun, anggota parlemen rival Vizcarra, Ali Mamani, menyatakan partainya akan mengajukan pengaduan resmi terhadap Vizcarra
Media-media lokal Peru telah melaporkan bahwa pengganti Mazzetti akan segera dilantik, dan akan menjadi Menkes ke-5 di Peru sejak pandemi Corona merajalela.
Simak juga video 'Oxford-AstraZeneca Uji Coba Vaksin COVID-19 untuk Anak':
Sebelumnya, pemerintah Peru mengumumkan kesepakatan dengan Sinopharm untuk membeli hingga 38 juta dosis vaksin Corona pada awal Januari lalu.
Vaksin tahap pertama dengan 300.000 dosis tiba seminggu yang lalu dan program vaksinasi COVID-19 rencananya akan dimulai pada hari Selasa (16/2) waktu setempat. Vaksin akan lebih dulu diberikan kepada petugas kesehatan yang paling rentan tertular.
Presiden Sagasti adalah salah satu orang pertama yang nantinya menerima vaksin Sinopharm sebagai bagian dari kampanye vaksinasi nasional.
Menurut data resmi Peru, sekitar 43.491 orang telah meninggal dunia akibat COVID-19. Peru kini menghadapi gelombang kedua infeksi, di mana sejumlah rumah sakit penuh dan kekurangan peralatan medis.