Washington DC -
Untuk kedua kalinya seorang Donald Trump selamat dari pemakzulan. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pun melempar sindiran.
Trump sebelumnya lolos dari pemakzulan usai senat Amerika Serikat memutuskan untuk membebaskannya atas tuduhan penghasutan dan pemberontakan terkait kerusuhan di Capitol AS. Sebanyak 57 senat sepakat memakzulkan Trump sedangkan 43 lainnya menolak.
Seperti dilansir AFP, Minggu (14/2/2021), sidang pemakzulan Trump selesai setelah berlangsung selama 5 hari. Trump lolos sebab dibutuhkan 2/3 atau 67 senat yang setuju akan pemakzulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini menjadi catatan sejarah sebab Trump menjadi Presiden AS pertama yang dimakzulkan DPR AS untuk kedua kalinya dan lolos. Sedari awal Trump mengaku tidak khawatir dengan Amandemen ke-25 yang memungkinkan kabinetnya mencopotnya dari jabatan.
Bahkan dia tak khawatir ketika DPR AS yang dipimpin Partai Demokrat mengupayakan resolusi untuk mendesak Wakil Presiden Mike Pence menerapkan Amandemen ke-25 tersebut.
"Amandemen ke-25 tidak berisiko bagi saya," kata Trump seperti dilansir Reuters, Rabu (13/1/2021).
Hal itu disampaikan saat dia berbicara di depan bagian tembok perbatasan Meksiko di Texas, simbol kebijakan imigrasi ketat yang dia lakukan selama empat tahun jabatannya. Trump mengatakan penggunaan Amandemen ke-25 dengan cara ini "akan kembali menghantui Joe Biden dan pemerintahan Biden. Seperti ada disebut, "berhati-hatilah dengan apa yang Anda inginkan".
Simak juga video 'Biden Kaji Penutupan Penjara Kontroversial Guantanamo':
[Gambas:Video 20detik]
Lantas apa kata Biden yang telah menggantikan Trump sebagai Presiden AS?
Biden tampak kecewa dengan lolosnya Trump dari pemakzulan itu. Dia menyebut hal ini sebagai babak menyedihkan dalam sejarah demokrasi AS.
"Ini adalah babak menyedihkan dalam sejarah kita, mengingatkan bahwa demokrasi itu rapuh," kata Biden beberapa jam setelah Senat gagal mengumpulkan dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk menghukum Trump.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (14/2/2021) Biden mencatat bahwa 57 senator - termasuk tujuh dari partai Republik - memilih untuk menyatakan Trump bersalah dalam sidang. Namun juga tersebut tidak mencukupi untuk menjatuhkan hukuman bagi Trump.
"Meskipun pemungutan suara akhir tidak menghasilkan vonis, substansi dakwaan tidak dalam sengketa. Bahkan mereka yang menentang hukuman, seperti Pemimpin Minoritas Senat (Mitch) McConnell, percaya Donald Trump bersalah atas 'kelalaian yang memalukan' dan 'bertanggung jawab secara praktis dan moral untuk memprovokasi' kekerasan yang terjadi di Capitol, "kata Biden.
Dia mengatakan sedang memikirkan para korban akibat pengepungan Capitol 6 Januari lalu, seperti petugas Polisi Capitol Brian Sicknick yang meninggal, petugas yang dengan berani berjaga, dan mereka yang kehilangan nyawa.
Dia memuji keberanian mereka yang melakukan upaya untuk melindungi integritas demokrasi AS, termasuk Demokrat dan Republik, pejabat dan hakim pemilu, perwakilan terpilih, dan petugas pemungutan suara.
"Babak menyedihkan dalam sejarah kita ini mengingatkan kita bahwa demokrasi itu rapuh. Bahwa itu harus selalu dipertahankan. Bahwa kita harus selalu waspada. Kekerasan dan ekstremisme tidak memiliki tempat di Amerika. Dan bahwa kita masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai orang Amerika, dan terutama sebagai pemimpin, untuk membela kebenaran dan mengalahkan kebohongan, "ujarnya.
Presiden dari partai Demokrat itu mengatakan tugasnya adalah mengakhiri "perang tidak beradab dan menyembuhkan jiwa bangsa kita".
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini