Temuan terbaru para arkeolog semakin mendukung terori bahwa batu biru Stonehenge yang kini berdiri di Wiltshire, Inggris, sebenarnya berasal dari Wales. Lokasi asli ini dibuktikan melalui temuan serangkaian lubang batu yang garis luar lingkarannya cocok dengan formasi Stonehenge.
Seperti dilansir The Guardian, Sabtu (13/2/2021), sebuah mitos kuno tentang Stonehenge, pertama kali dicatat 900 tahun lalu, menceritakan soal penyihir Merlin yang membawa orang-orang ke Irlandia untuk menangkap lingkaran batu ajaib yang disebut 'Giants' Dance' dan membangunnya kembali di Inggris sebagai memorial untuk orang mati.
Catatan yang ditulis Geoffrey Monmouth telah ditolak, sebagian karena dia salah dalam fakta sejarah lainnya, meskipun terungkap batu biru Stonehenge memang berasal dari wilayah Wales yang pada eranya masih dianggap wilayah Irlandia. Monmouth merupakan rohaniwan Inggris, juga antropolog dan salah satu tokoh utama dalam perkembangan historiografi (penulisan sejarah) Inggris dan popularitas dongeng Raja Arthur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, temuan lingkaran batu besar yang dibuat oleh nenek moyang manusia dari era Neolitikum telah ditemukan di Wales dengan ciri-ciri yang mengindikasikan bahwa legenda abad ke-12 itu mungkin bukan sepenuhnya fantasi.
Diameter lingkaran batu besar yang mencapai 110 meter di Wales, identik dengan parit yang melingkupi Stonehenge dan sejajar dengan titik balik matahari saat matahari terbit, persis seperti yang ada di Wiltshire.
Temuan serangkaian lubang batu terkubur yang membentuk lingkaran, yang telah digali di Wales, memiliki bentuk yang bisa dikaitkan dengan pilar batu biru Stonehenge. Salah satunya memiliki jejak di dasarnya yang cocok dengan cross-section tidak biasa dari batu biru Stonehenge, yang disebut para arkeolog 'seperti kunci pada gembok'.
"Saya telah meneliti Stonhenge selama 20 tahun dan ini benar-benar hal paling menarik yang pernah kami temukan," ujar Mike Parker Pearson, seorang profesor prasejarah dari University College London, kepada The Guardian.