AS Bekukan Aset Jenderal Myanmar, Pendukung Suu Kyi Minta Sanksi Lebih Keras

AS Bekukan Aset Jenderal Myanmar, Pendukung Suu Kyi Minta Sanksi Lebih Keras

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Jumat, 12 Feb 2021 14:31 WIB
Demo menentang kudeta berlanjut di Myanmar. Kali ini demo dilakukan oleh warga yang mengenakan pakaian tradisional.
Demo Antikudeta di Myanmar (Foto: AP Photo/STR)
Naypyidaw -

Para pendukung Aung San Suu Kyi yang sedang berunjuk rasa kini menyerukan tindakan internasional yang lebih keras terhadap militer. Seruan itu disampaikan setelah Amerika Serikat mengumumkan sanksi kepada para pejabat militer Myanmar.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (12/2/2021) pasukan keamanan telah melakukan serangkaian penangkapan lainnya, mereka yang ditahan termasuk setidaknya satu dokter yang ikut serta dalam kampanye pembangkangan sipil. Di beberapa tempat, orang-orang berunjuk rasa untuk mencegah mereka yang ditangkap dibawa pergi.

"Kami mengharapkan lebih banyak tindakan daripada ini karena kami menderita setiap siang dan malam akibat kudeta militer," kata salah seorang pendukung Suu Kyi, Moe Thal (29) kepada Reuters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ingin menyelesaikan ini secepatnya. Kami mungkin membutuhkan lebih banyak hukuman dan tindakan melawan pejabat dan jenderal Myanmar," sambungnya.

Media sosial Facebook mengatakan akan menghentikan visibilitas konten yang dijalankan oleh militer Myanmar, dengan mengatakan mereka 'terus menyebarkan informasi yang salah' setelah merebut kekuasaan. Facebook juga akan menangguhkan pengiriman permintaan penghapusan konten oleh lembaga pemerintah Myanmar.

ADVERTISEMENT

Ketika Washington mengumumkan sanksi putaran pertama terhadap Myanmar, anggota parlemen Uni Eropa menyerukan tindakan serupa dari negara anggotanya. Inggris mengatakan sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk memberi hukuman bagi pejabat militer yang menggulingkan pemerintahan Suu Kyi.

Pendukung Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) menyambut baik sanksi AS, tetapi mengatakan tindakan yang lebih keras diperlukan untuk mendorong militer keluar dari kekuasaan dan memaksanya untuk mengakui kemenangan telak NLD dalam pemilihan November lalu.

Sebelumnya, pemimpin militer Myanmar meminta para pegawai negeri untuk kembali bekerja dan mendesak orang-orang untuk menghentikan pertemuan massal untuk menghindari penyebaran virus Corona. Hal itu diungkapkan saat protes antikudeta berlangsung hingga hari keenam.

Jenderal Min Aung Hlaing menyampaikan permintaannya untuk pertama kali di depan umum. Ia menyalahkan "orang-orang yang tidak bermoral" atas gerakan pembangkangan sipil yang dilakukan petugas medis, guru, pekerja kereta api dan pegawai pemerintah lainnya.

"Mereka yang sedang jauh dari tugas diminta segera kembali menjalankan tugasnya untuk kepentingan negara dan rakyat tanpa memusatkan perhatian pada emosi," ujarnya.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh layanan informasi militer, dia juga mendesak masyarakat untuk menghindari pertemuan, yang menurutnya akan memicu penyebaran virus corona.

Halaman 2 dari 2
(izt/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads