Mengerikan Rusuh Capitol Terungkap Saat Trump Hadapi Pemakzulan

Round Up

Mengerikan Rusuh Capitol Terungkap Saat Trump Hadapi Pemakzulan

Tim Detikcom - detikNews
Rabu, 10 Feb 2021 23:01 WIB
WASHINGTON, DC - FEBRUARY 9: Lead U.S. House impeachment manager Rep. Jamie Raskin (D-MD) leaves at the conclusion of the the first day of former President Donald Trumps second impeachment trial at the Capitol Building on February 9, 2021 in Washington, DC. House impeachment managers will argue that Trump was singularly responsible for the January 6 attack at the U.S. Capitol and he should be convicted and barred from ever holding public office again.   Drew Angerer/Getty Images/AFP
Jaksa sidang pemakzulan Trump, Jamie Raskin (Foto: AFP/Drew Angerer)
Washington DC -

Seorang jaksa sidang pemakzulan mantan Presiden Donald Trump, Jamie Raskin, menceritakan momen mengerikan yang dialaminya sendiri saat kerusuhan di gedung Capitol AS pada 6 Januari lalu.

Seperti dilansir AFP, Rabu (9/2/2021), anggota DPR Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat itu mengulang memori menegangkan dimana saat itu anggota keluarganya yang ikut menemaninya bekerja nyaris disergap oleh para perusuh yang menyerbu Gedung Capitol.

Sidang yang dipimpin Raskin pada Selasa (8/2) siang waktu setempat menjerat Trump atas tuduhan dakwaan penghasutan pemberontakan terkait rusuh Gedung Capitol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam argumen pembukanya, Raskin dengan emosional dan beberapa kali terhenti karena menahan air mata, menceritakan kisahnya saat dia terpisah dari anggota keluarganya yang sempat dalam bahaya saat perusuh menyerbu Gedung Capitol.

Saat itu, Raskin masih diliputi duka karena putranya tewas bunuh diri pada malam Tahun Baru. 6 Januari menjadi hari Raskin pertama bekerja setelah anak laki-lakinya meninggal dunia. Dia membawa serta putri bungsunya, Tabitha dan menantunya, Hank, yang merupakan suami dari anak perempuan Raskin, Hannah.

ADVERTISEMENT

Keduanya datang untuk menyaksikan Kongres AS mengesahkan hasil pilpres yang dimenangkan Presiden Joe Biden. Raskin memberitahu mereka saat itu bahwa meskipun pendukung Trump akan berdemo, Gedung Capitol akan aman.

Raskin menuturkan para koleganya baik dari Partai Demokrat maupun Partai Republik juga memberikan kata-kata penghiburan kepadanya. "Banyak Republikan dan Demokrat datang menemui saya. Dan saya merasa sedikit terangkat dari penderitaan," tutur anggota DPR AS berusia 58 tahun ini.

Menurut Raskin, anak dan menantunya menonton dirinya saat berpidato di ruang sidang Senat AS pada saat itu. Setelah itu mereka kembali ke kantorStenyHoyer, sesama anggota DPR AS dari Partai Demokrat yang mewakili Maryland. Tiba-tiba sesaat setelah itu, pendukung Trump menyerbu masuk ke Gedung Capitol.

"Itu menjadi suara yang tidak akan pernah saya lupakan -- suara gedoran di pintu seperti alat pendobrak, suara paling menghantui yang pernah saya dengar," tutur Raskin menggambarkan momen saat ratusan pendukung Trump masuk ke dalam Gedung Capitol yang memaksa para anggota parlemen bersembunyi.

Saat para anggota parlemen menyadari apa yang terjadi, sudah terlambat bagi Raskin untuk menemui anak dan menantunya. "Saya tidak bisa keluar untuk berada di sana di kantor (Hoyer)," ucapnya.

"Mereka bersembunyi di bawah meja, mengirimkan apa yang mereka pikir sebagai pesan terakhir dan membisikkan panggilan telepon untuk mengucapkan selamat tinggal. Mereka mengira mereka akan mati," tutur Raskin di hadapan para Senator AS yang menjadi juri pengadilan dalam sidang pemakzulan Trump.

Ketiganya akhirnya berhasil selamat tanpa cedera. Raskin menyebut dirinya langsung memeluk putrinya dan meminta maaf, berjanji situasinya akan berbeda jika dia datang ke Gedung Capitol selanjutnya. "Dia berkata, 'Ayah, saya tidak ingin kembali ke Capitol'," tuturnya.

Raskin terhenti sebentar dan melanjutkan: "Dari semua hal brutal mengerikan yang saya lihat dan dengar pada hari itu, dan sejak saat itu, itulah yang paling mengena pada saya."

"Itu, dan melihat seseorang menggunakan tiang bendera Amerika, benderanya masih terpasang, untuk menombak dan memukul salah satu polisi kita dengan kejam, tanpa ampun, disiksa dengan tiang yang benderanya masih terpasang yang dia bela," ujarnya.

"Senator, ini tidak bisa menjadi masa depan kita," tandas Raskin dalam argumen pembuka yang disampaikan sebelum Senat AS menggelar voting untuk menentukan apakah sidang pemakzulan Trump ini konstitusional dan bisa dilanjutkan.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads