Polisi melepaskan tembakan peringatan ke udara dan menggunakan meriam air, gas air mata, dan peluru karet ketika para demonstran di Myanmar kembali beraksi, mengabaikan larangan militer untuk melakukan unjuk rasa.
Seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa (9/2/2021) empat orang terluka akibat terkena peluru karet di ibu kota Myanmar, Naypyitaw. Salah satu korban adalah seorang wanita, dan disebut dalam kondisi kritis akibat luka di kepala.
"Masih belum jelas berapa banyak orang yang terluka, karena sebuah rumah sakit di Naypyidaw tidak mengizinkan kerabat untuk melihat anggota keluarga mereka," kata Tun Wai, yang bergegas ke sana ketika dia mendengar putranya yang berusia 23 tahun berada di ruang operasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak saya ditembak ketika dia mencoba menggunakan megafon untuk meminta orang-orang melakukan protes secara damai setelah polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan mereka," katanya kepada AFP.
"Dia terkena peluru di punggungnya, saya sangat mengkhawatirkannya," imbuhnya.
Di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu, polisi juga menembakkan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Aksi protes terjadi selama empat hari berturut-turut untuk menentang kudeta yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. Aksi terus terjadi kendati ada peringatan dari junta militer bahwa mereka akan mengambil tindakan terhadap demonstrasi yang mengancam "stabilitas".
Di Naypyidaw, saksi mata mengatakan polisi menembakkan peluru karet ke pengunjuk rasa setelah sebelumnya melepaskan meriam air.
"Mereka melepaskan tembakan peringatan ke udara dua kali, kemudian mereka menembak (ke arah pengunjuk rasa) dengan peluru karet," kata seorang warga kepada AFP, seraya menambahkan bahwa dia melihat beberapa orang terluka.
Tonton Video: Protes Kudeta, Warga Myanmar Kembali Turun ke Jalan
Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa para demonstran melarikan diri saat senjata api ditembakkan ke udara, tetapi tidak ke arah kerumunan. Tembakan peringatan dilepaskan setelah awalnya polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan para demonstran.
Rekaman di media sosial menunjukkan orang-orang berlari, dengan suara beberapa tembakan terdengar di kejauhan.
Seorang dokter mengatakan empat orang, termasuk wanita dengan luka di kepala, dibawa ke rumah sakitnya setelah terkena peluru karet.
Polisi menangkap setidaknya 27 demonstran di Mandalay, termasuk seorang jurnalis, kata media lokal.