Iran memulai kampanye vaksinasi Corona (COVID-19) pada hari Selasa (9/2) untuk melawan wabah penyakit mematikan yang tengah melanda dunia. Kabar itu dibagikan melalui siaran televisi pemerintah Iran.
"Kita memulai vaksinasi nasional kita terhadap virus Covid-19 ... (untuk) mengenang mati syahidnya para petugas kesehatan," kata Presiden Iran Hassan Rouhani dalam sebuah upacara di sebuah rumah sakit Teheran, merujuk pada personel medis yang telah meninggal karena virus Corona.
Seperti dilansir AFP, Selasa (9/2/2021) pihak berwenang menyebut upaya inokulasi Iran dimulai dengan vaksin Sputnik V buatan Rusia. Vaksin akan ditujukan kepada sekitar 80 juta lebih populasi Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Iran menyebut dosis pertama vaksin Rusia itu tiba pada Kamis (4/2) di Teheran. Dua pengiriman selanjutnya akan diterima pada 18 dan 28 Februari mendatang.
"Pengiriman pertama vaksin dari Moskow telah mendarat di Bandara Imam Khomeini di Teheran," demikian laporan kantor berita IRNA pada Kamis (4/2) waktu setempat.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadar Lari, mengingatkan bahwa situasi pandemi Corona di negara ini 'sensitif dan rapuh'.
Iran menuduh rivalnya, Amerika Serikat (AS), menghambat akses negara itu untuk mendapatkan vaksin Corona melalui sanksi-sanksi yang keras. Meskipun makanan dan obat-obatan secara teknis terhindarkan dari sanksi AS, bank-bank internasional cenderung menolak transaksi yang melibatkan Iran.
Lihat Video: Iran Haramkan Vaksin Covid-19 Buatan Amerika dan Inggris
Republik Islam itu telah membeli dua juta dosis Sputnik V, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Kianoush Jahanpour kepada AFP, Sabtu (6/2).
Pekan lalu, Menteri Kesehatan Saeed Namaki mengatakan bahwa Iran juga akan menerima 4,2 juta dosis vaksin AstraZeneca yang dibeli melalui mekanisme vaksin internasional Covax.
Menurut Kementerian Kesehatan Iran, negara itu telah mencatat 1,4 juta kasus infeksi Corona dan lebih dari 58.500 kematian..