Tanda Tanya Kasus Corona Turun Drastis di India

Round Up

Tanda Tanya Kasus Corona Turun Drastis di India

Tim Detikcom - detikNews
Jumat, 05 Feb 2021 22:56 WIB
Otoritas India melaporkan lebih dari 73 ribu kasus virus Corona dalam sehari di wilayahnya. Total kasus Corona di India semakin mendekati angka 7 juta kasus.
jumlah kasus baru Corona di India menurun drastis (Foto: AP Photo)
New Delhi -

India membuat kejutan terkait angka kasus COVID-19 yang kini menurun drastis. Padahal sebelumnya negara itu menjadi negara kedua di dunia yang memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi, yakni lebih dari 10,8 juta kasus.

Per Selasa (2/2), India mencatat 94 kematian dari 8.635 kasus infeksi baru. Dan dalam minggu ini, India mencapai kasus terendah dalam delapan bulan, dimana jumlah kematian turun di bawah 100 kasus - total kematian harian terkecil sejak Mei.

Dilansir dari AFP, Jumat (5/2/2021) meski kini angka menurus drastis, para ahli menyebut jumlah yang terinfeksi diperkirakan jauh lebih tinggi daripada angka resmi. Pernyataan itu didukung oleh berbagai survei negara bagian dan nasional yang mengukur antibodi untuk virus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penurunan ini juga diindikasi akibat terbentuknya antibodi bagi warga India. Pada Desember-Januari, survei resmi nasional di lingkungan perkotaan dan pedesaan serta petugas kesehatan menunjukkan bahwa sekitar 21,5 persen - hampir 280 juta orang - memiliki antibodi.

Para dokter di negara bagian Gujarat, Uttar Pradesh dan Andhra Pradesh, serta di kota-kota besar Delhi dan Mumbai mengatakan bahwa mereka telah melihat penurunan kasus yang signifikan di rumah sakit mereka. Di New Delhi, pemerintah mengatakan 90 persen tempat tidur khusus COVID-19 kosong.

ADVERTISEMENT

"Sebelumnya ada daftar tunggu yang sangat panjang. Sekarang hanya 40-50 pasien yang ada di sini," kata Deven Juneja, seorang dokter di Max Smart Super Speciality Hospital pada bulan Juni 2020 lalu.

"Kami sekarang perlahan kembali ke keadaan normal untuk pelayanan, yang sempat hampir lumpuh karena tekanan kasus COVID-19," kata Sudhir Singh, juru bicara di Universitas Kedokteran King George di Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh.

Di ibu kota India, New Delhi, salah satu kota terparah, data serologis yang dirilis minggu ini menemukan bahwa lebih dari setengah dari 28.000 sampel telah mengembangkan antibodi.

Kekhawatiran para ahli sempat muncul di beberapa kota-kota padat penduduk di India, dimana kondisi sanitasi yang buruk, kekhawatiran soal sistem perawatan kesehatan.

Namun pemerintah cepat tanggap dan melakukan pencegahan lebih awal, menghentikan penerbangan internasional dan memberlakukan salah satu lockdown paling ketat di dunia pada bulan Maret 2020. Masker pun wajib digunakan di banyak negara bagian.

Pembatasan telah dikurangi secara bertahap sejak Juni 2020 lalu karena pemerintah berusaha untuk meningkatkan perekonomian negara yang terdampak akibat pandemi.


Herd Immunity

Para ahli mengatakan bahwa tanpa data yang meyakinkan, pihaknya tidak bisa menjelaskan kenapa angka penularan COVID-19 India turun drastis. Sejumlah pihak mengklaim terkait kemungkinan adanya herd immunity di sebagian besar negara bagian.

"Menurut saya, ada cukup banyak orang di India yang telah terpapar virus itu. Dan mungkin itulah sebabnya jumlahnya menurun," kata ahli virologi Shahid Jameel kepada AFP.

"Tapi dengan tidak adanya angka real, sangat sulit untuk mengatakannya,"imbuhnya.

Direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Poonam Khetrapal Singh, memuji pemakaian masker, menjaga jarak dan kebersihan dan mengatakan bahwa masker terbukti efektif dalam mengurangi penularan.

Namun dia menambahkan: "India adalah negara yang luas dan beragam dan sulit untuk menghubungkan penurunan kasus dengan herd immunity."

Lebih lanjut, India akan meluncurkan vaksinasi Corona kepada 300 juta orang pada Juli mendatang.

Meski begitu, dalam penelitian yang diterbitkan The Lancet minggu lalu menyebut bahwa kota Manaus, Brasil, yang sempat menjadi wilayah terparah penularan kini mengalami peningkatan kasus kembali, meskipun banyak orang dengan antibodi tinggi.

Diperkirakan peningkatan terjadi karena kekebalan yang berkurang dan adanya varian baru yang 'lebih kuat'. Para ahli mengatakan perkembangan seperti itu berarti terlalu dini bagi India untuk merayakan penurunan kasus.

Halaman 2 dari 3
(izt/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads