Sebuah video yang menunjukkan seorang wanita sedang asyik senam aerobik saat kudeta militer berlangsung di Myanmar, menjadi viral di internet. Wanita itu tampak asyik melakukan gerakan senam hingga tidak menyadari banyak kendaraan militer yang melaju di belakangnya, menuju gedung parlemen.
Seperti dilansir New York Daily News dan Los Angeles Times, Selasa (2/2/2021), video wanita itu yang diposting ke Twitter telah ditonton lebih dari 9,5 juta kali sejauh ini. Potongan video yang sama juga menyebar luas di media sosial dan ramai dibahas oleh netizen.
"Seorang wanita melakukan kelas aerobik regulernya di tempat terbuka tanpa menyadari bahwa kudeta sedang terjadi di Myanmar. Konvoi militer yang mencapai parlemen terlihat di belakang wanita itu saat dia melakukan aerobik. Luar biasa!" tulis pengguna Twiter bernama Aditya Raj Kaul yang memposting video viral itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video yang viral itu menunjukkan wanita tersebut sedang melakukan gerakan-gerakan senam aerobik mengikuti alunan musik, saat konvoi kendaraan militer melintas di jalanan di belakangnya. Wanita itu senam di area publik dengan membelakangi jalanan.
Ruas jalanan yang menjadi latar belakang video wanita itu merupakan Jalan Yaza Htarni yang memiliki 20 lajur mengarah ke Gedung Parlemen Myanmar di ibu kota Naypyitaw.
Video menunjukkan wanita itu sama sekali tidak menyadari situasi tegang yang terjadi di belakangnya. Tidak diketahui secara jelas apakah suara sirene yang terdengar dalam video berasal dari musik senam wanita itu atau dari konvoi kendaraan militer.
Awalnya, beberapa pihak meragukan keaslian video itu dengan menyebutnya direkayasa latar belakangnya. Namun pemantauan dengan peta online dan pemandangan udara yang dilaporkan mengindikasikan aktivitas aerobik dan konvoi militer itu berlangsung secara bersamaan.
"Seseorang tidak menyadari sekitar mereka," tulis salah satu pengguna media sosial mengomentari video viral itu.
"Video yang luar biasa. Anda terkenal!" tulis pengguna media sosial lainnya.
Simak juga Video: Respons Pengungsi Rohingya soal Kudeta Militer di Myanmar