Tetap Galak Paman Sam ke China Meski Kini Biden Pegang Kuasa

Round-Up

Tetap Galak Paman Sam ke China Meski Kini Biden Pegang Kuasa

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 30 Jan 2021 04:00 WIB
FILE - In this Sept. 25, 2015, file photo, a military honor guard await the arrival of Chinese President Xi Jinping for a state arrival ceremony at the White House in Washington. China on Tuesday, Dec. 8, 2020, lashed out at the U.S. over new sanctions against Chinese officials and the sale of more military equipment to Taiwan. (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Foto: Ilustrasi bendera AS dan China (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Beijing -

Amerika Serikat tetap galak kepada China meskipun Donald Trump tak lagi memimpin. Presiden baru AS, Joe Biden tengah berupaya menyusun aliansi untuk melawan negeri tirai bambu itu.

Seperti dilansir AFP, Jumat (29/1/2021), ketegangan militer antara China dan AS semakin memburuk di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, yang mengadopsi sikap agresif terhadap titik-titik konflik kawasan seperti Taiwan dan Laut China Selatan.

China pada saat yang sama mengucurkan miliaran dolar AS untuk membenahi militernya. Hal ini sejalan dengan ambisi Presiden Xi Jinping untuk mengubah Tentara Pembebasan Rakyat menjadi kekuatan tempur 'kelas dunia' yang sepenuhnya dimodernisasi pada tahun 2050 nanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Ketegangan antara dua negara tidak menunjukkan tanda-tanda mereda di bawah pemerintahan Biden, yang mengerahkan kapal induk dan kapal perang AS ke perairan Laut China Selatan pada akhir pekan lalu.

Pekan ini, AS berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia, dengan Biden menegaskan kembali 'komitmen teguh' pemerintahannya untuk membela Jepang, termasuk dalam isu sengketa Pulau Senkaku yang juga diklaim China.

Menteri Pertahanan AS yang baru, Lloyd Austin III, juga membahas ancaman keamanan kawasan dalam panggilan telepon terbaru dengan sekutu-sekutunya di Korea Selatan, Australia, dan India -- dua negara terakhir memiliki hubungan yang memburuk dengan China.

Merespons hal itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, pada Kamis (28/1) waktu setempat mengecam aliansi keamanan AS-Jepang sebagai 'peninggalan Perang Dingin'.

Zhao juga menyatakan bahwa sengketa di Laut China Selatan harus diselesaikan antara 'negara-negara yang terlibat langsung' dan bukan oleh negara yang ada di luar kawasan.

Kementerian Pertahanan China juga bersuara. China yakin takkan bisa dikekang oleh AS.

"Fakta-fakta menunjukkan bahwa mengekang China adalah misi yang mustahil, dan hanya akan memperburuk situasi untuk Anda sendiri," ucap juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian, memberi peringatan kepada AS dalam pernyataan pada Kamis (28/1) waktu setempat.

Wu menyebut bahwa 'hubungan militer China-AS saat ini berada pada titik awal bersejarah yang baru' dengan kedatangan pemerintahan Biden. Dia mendesak AS untuk mengadopsi 'mentalitas non-konfrontatif, saling menghormati, sama-sama menguntungkan'.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads