Presiden Amerika Serikat Joe Biden melakukan berbagai kerjasama untuk mendukung perdamaian Palestina. Salah satunya dengan kembali memberikan dana bagi badan pengungsi Palestina, UNRWA. Hal itu pun disambut baik oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Pada Selasa (26/1) pekan ini, utusan sementara AS untuk PBB, Richard Mills, mengungkapkan niat Biden untuk melanjutkan kembali pendanaan yang dihentikan pendahulunya, Donald Trump tersebut.
Untuk memulihkan program bantuan AS yang mendukung pembangunan ekonomi dan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina," ucap Mills, namun tanpa menyebut UNRWA, dilansir AFP, Jumat (29/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal itu, juru bicara UNRWA, Tamara Alrifai, memberikan sambutan baik.
"Kami menyambut baik keputusan pemerintahan Biden untuk memulihkan bantuan kepada warga Palestina dan berharap untuk melanjutkan pembicaraan dengan mereka soal kembali dilanjutkannya bantuan untuk UNRWA," ujar Alrifai dalam pernyataannya.
Meskipun, Alrifai menyebut pendaanan dari AS diperkirakan tidak akan menutupi kekurangan finansial yang kini diderita UNRWA. "Tahun keuangan 2021 terlihat sangat sulit," tuturnya.
Sementara anggaran keseluruhan akan tetap pada US$ 806 juta, sama seperti tahun 2020, penaksiran pendapatan dalam perkiraan terbaik akan memicu kekurangan yang telah diperkirakan, setara dengan operasional tiga bulan," jelas Alrifai.
"Oleh karena itu, kami memperkirakan krisis arus kas pada Maret tahun ini. Lebih luas lagi, defisit yang diharapkan akan tidak bisa dihadapi dan bisa menyebabkan kolapsnya keuangan badan ini,"ucapnya.
"Perkiraan keuangan kami mempertimbangkan keterlibatan kembali pemerintahan AS yang diharapkan, jadi kami memprediksi sedikit lebih banyak pendapatan dari tahun 2020 tapi pendapatan yang sedikit meningkat ini tidak akan menutupi kewajiban besar yang sudah dimiliki UNRWA," imbuh Alrifai.
Alrifai menyebut UNRWA memasuki tahun 2021 dengan kewajiban keuangan US$ 75 juta dari tahun keuangan terakhir, dan defisit tahunan diperkirakan mencapai US$ 200 juta pada tahun berjalan.
Kembalinya AS Bantu Palestina di Era Biden
Sebelumnya pada hari Selasa (26/1) waktu setempat, utusan sementara Washington untuk PBB, Richard Mills mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden yang baru dilantik bermaksud untuk "memulihkan keterlibatan AS dengan Palestina-Israel."
"Biden bermaksud memulihkan program bantuan AS yang mendukung pembangunan ekonomi dan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina serta mengambil langkah untuk membuka kembali misi diplomatik yang ditutup oleh pemerintahan AS sebelumnya," tambah Mills.
Di bawah pemerintahan presiden Donald Trump, AS menghentikan dukungan untuk badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina, UN Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) dan menutup kantor penghubung Palestina di Washington.
Pemimpin Palestina menyambut baik niat pemerintahan baru Amerika Serikat untuk membuka kembali kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington, AS. Pembukaan tersebut dilakukan setelah di masa kepresidenan Donald Trump kantor PLO tersebut ditutup.
"Kami menyambut baik isi pidato perwakilan pemerintah AS di Dewan Keamanan (PBB) kemarin," kata pejabat senior partai Fatah, Jibril Rajoub, seperti dilansir dari AFP, Kamis (28/1/2021).
"Pembukaan konsulat Yerusalem timur, pembukaan kembali kantor PLO di Washington, dan komitmen pemerintah AS yang baru untuk solusi dua negara merupakan indikator positif," katanya.