Uni Eropa Tegaskan Vaksin Pfizer Tak Terkait dengan Kematian Puluhan Orang

Uni Eropa Tegaskan Vaksin Pfizer Tak Terkait dengan Kematian Puluhan Orang

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 29 Jan 2021 16:44 WIB
A health care professional prepares a Pfizer-BioNTech COVID-19 vaccine at Sheba Tel Hashomer Hospital in Ramat Gan, Israel, Tuesday, Jan. 12, 2021. Israel has struck a deal with Pfizer, promising to share vast troves of medical data with the drugmaker in exchange for the continued flow of its COVID-19 vaccine. Critics say the deal is raising major ethical concerns, including possible privacy violations and a deepening of the global divide between wealthy countries and poorer populations, including Palestinians in the occupied West Bank and Gaza, who face long waits to be inoculated. (AP Photo/Oded Balilty)
Ilustrasi (dok. AP/Oded Balilty)
Amsterdam -

Regulator obat-obatan Uni Eropa menegaskan bahwa vaksin virus Corona (COVID-19) buatan Pfizer-BioNTech tidak ada kaitannya dengan kematian pasca-vaksinasi yang dilaporkan di beberapa negara Eropa. Ditegaskan juga bahwa vaksin Pfizer-BioNTech tidak memiliki efek samping baru.

Seperti dilansir AFP, Jumat (29/1/2021), penegasan itu disampaikan Badan Obat-obatan Eropa (EMA) dengan mendasarkan pada data pertama dari peluncuran vaksin Corona tersebut di kawasan Eropa.

EMA menyatakan bahwa pihaknya telah memeriksa kasus-kasus kematian yang dilaporkan usai vaksinasi Corona, termasuk sejumlah warga lanjut usia (lansia).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menyimpulkan bahwa data tidak menunjukkan keterkaitan dengan vaksinasi menggunakan Comirnaty (nama resmi vaksin Pfizer-BioNTech) dan kasus-kasus itu tidak menimbulkan masalah keamanan," demikian penegasan EMA.

Dalam laporan pembaruan pertamanya soal keamanan vaksin sejak Uni Eropa meluncurkan program vaksinasi pada Desember 2020, EMA yang berkantor di Amsterdam, Belanda, ini menyatakan bahwa data yang ada 'konsisten dengan profil keamanan vaksin yang diketahui'.

ADVERTISEMENT

"Tidak ada efek samping baru yang diidentifikasi," imbuh EMA merujuk pada efek samping vaksin Pfizer-BioNTech.

Ditambahkan EMA bahwa laporan soal reaksi alergi parah tidak melampaui apa yang ditemukan soal 'efek samping yang diketahui' dari vaksin Corona buatan Pfizer-BioNTech itu.

"Manfaat Comirnaty dalam mencegah COVID-19 terus melampaui risikonya, dan tidak ada perubahan yang direkomendasikan terkait penggunaan vaksin," sebut EMA dalam pernyataannya.

EMA sejauh ini telah memberikan izin penggunaan dua vaksin Corona, yakni buatan Pfizer-BioNTech dan buatan Moderna. Keputusan soal izin penggunaan untuk vaksin ketiga, yakni buatan AstraZeneca-Oxford, akan diumumkan pada Jumat (29/1) waktu setempat.

Diketahui bahwa sejumlah negara di Eropa, seperti Norwegia, Denmark, Finlandia, Islandia dan Swedia melaporkan kematian orang-orang yang baru saja diberi suntikan vaksin Pfizer-BioNTech, namun dinyatakan tidak ada kaitan langsung dengan vaksin yang digunakan.

Norwegia secara khusus melaporkan 33 kematian di kalangan warga lansia yang telah menerima dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech.

Awal bulan ini, otoritas Norwegia menyatakan pihaknya belum menetapkan keterkaitan apapun, namun merekomendasikan para dokter untuk mempertimbangkan kondisi kesehatan secara keseluruhan dari kelompok yang paling lemah sebelum memberikan suntikan vaksin Corona.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads