Ancaman Serangan Teror Masih Terus Hantui AS

Round Up

Ancaman Serangan Teror Masih Terus Hantui AS

Tim Detikcom - detikNews
Kamis, 28 Jan 2021 23:35 WIB
House of Representatives (HOR) atau DPR AS mulai mempertimbangkan pemakzulan kedua Donald Trump. Ia secara resmi dituduh menghasut pemberontakan dan penyerbuan para pendukungnya di gedung parlemen, Capitol Hill, Rabu (6/1/2021) lalu.
Serbuan Gedung Capitol AS oleh pendukung Trump (Foto: AP Photo)
Washington -

Amerika Serikat masih dihantui ancaman teror nasional setelah serangan di Capitol pada 6 Januari lalu. Pada Rabu lalu (26/1) Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat mengeluarkan peringatan adanya ancaman terorisme nasional.

Peringatan itu menyebut para ekstremis dapat melakukan serangan terhadap pejabat-pejabat terpilih dan fasilitas pemerintah, seperti yang terjadi di gedung Capitol AS oleh para pendukung mantan presiden Donald Trump.

Sebelumnya, pihak berwenang di California mendakwa seorang pendukung Trump atas kepemilikan lima bom pipa rakitan. Pendukung Trump itu diduga akan melakukan penyerangan terhadap para pejabat terpilih AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ancaman serangan masih berpotensi terjadi di AS selama beberapa minggu ke depan, menyusul akan dilaksanakannya sidang pemakzulan Trump atas 'hasutan pemberontakan' akibat serangan d Capitol AS.

"Informasi ini menunjukkan bahwa beberapa ekstremis yang keberatan terhadap pelaksanaan otoritas pemerintah dan transisi presiden, serta keluhan yang dipicu oleh narasi palsu, dapat terus bergerak untuk menghasut atau melakukan kekerasan," kata Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dilansir AFP, Kamis (28/1/2021).

ADVERTISEMENT

"DHS tidak memiliki informasi untuk menunjukkan secara spesifik dan kredibel," imbuhnya.

"Namun, kerusuhan dengan kekerasan terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir dan kami merasa prihatin bahwa mereka yang frustrasi dengan pelaksanaan otoritas pemerintah dan transisi presiden dapat terus memobilisasi untuk menghasut atau melakukan kekerasan," demikian disampaikan DHS.

Untuk mencegah ancaman serangan di AS, ribuan tentara garda nasional akan terus disiapkan di Washington sampai pertengahan Maret ke depan.


Siapkan Pasukan untuk Cegah Ancaman Serangan

Sekretaris Angkatan Darat AS, John Whitley memberi arahan terkait kemungkinan risiko keamanan menjelang sejumlah acara di Washington, DC beberapa minggu mendatang.

Para pejabat keamanan khawatir aksi-aksi protes dapat digunakan untuk memicu masalah lainnya.

"Kami sedang mempersiapkan pasukan kami untuk dapat menanggapi ancaman tersebut jika muncul," kata Whitley.

Serangan di gedung Capitol AS, yang menewaskan lima orang dan telah dicap sebagai pemberontakan, membuat militer AS meningkatkan jumlah pasukan Garda Nasional yang dikerahkan di ibu kota AS. Jumlah pasukan Garda Nasional ditambah dari beberapa ratus personel menjadi 25.000 personel untuk pelantikan Presiden Joe Biden pada 20 Januari lalu.

Pada hari Senin (25/1) waktu setempat, sekitar 13.000 cadangan Garda Nasional akan disiapkan.

Whitley mengatakan, sekitar 7.000 anggota Garda Nasional akan bertahan di Washington, DC sampai akhir Januari, dan kemudian turun perlahan menjadi sekitar 5.000 personel pada pertengahan Maret mendatang.

Lebih dari 150 Orang Ditangkap

Peringatan DHS menyebutkan bahwa ancaman terus meningkat sejak tahun lalu dari para ekstremis kekerasan domestik yang dimotivasi oleh pembatasan COVID-19, kekalahan Trump dalam pemilihan presiden, kebrutalan polisi, dan imigrasi ilegal.

Pada hari Selasa (26/1), Departemen Kehakiman mengatakan telah menangkap lebih dari 150 orang atas serangan di gedung Capitol dan sedang menyelidiki ratusan lainnya.

Semakin banyak investigasi yang difokuskan pada tuduhan konspirasi dan hasutan, mereka bisa didakwa hingga 20 tahun penjara," kata Michael Sherwin, Plt jaksa federal untuk Washington.

Tiga orang yang terkait dengan kelompok ekstremis Proud Boys dan Oath Keepers telah didakwa atas dasar itu.

"Kasus mereka penting karena ini menunjukkan kelompok milisi secara aktif terlibat dalam perencanaan dan pelanggaran Capitol," kata Sherwin.

FBI terus mencari pelaku yang menempatkan dua bom pipa di dekat Capitol AS pada 6 Januari. Bom tersebut tidak sampai menyebabkan ledakan, dan FBI telah menawarkan hadiah US$ 75.000 (Rp 1 miliar) untuk informasi mengenai pelaku dalam kasus tersebut.

Halaman 2 dari 4
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads