Ketua Partai Korsel Dipecat karena Pelecehan Seks Anggota Parlemen

Ketua Partai Korsel Dipecat karena Pelecehan Seks Anggota Parlemen

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 25 Jan 2021 15:44 WIB
A young woman protects herself by hand
Ilustrasi (dok. iStock)
Seoul -

Ketua sebuah partai politik sayap kiri di Korea Selatan (Korsel) yang memperjuangkan kesetaraan gender, dicopot dari jabatannya atas kasus pelecehan seksual. Politikus bernama Kim Jong-Cheol ini mengakui telah melecehkan salah satu anggota parlemen Korsel yang satu partai dengannya.

Seperti dilansir AFP, Senin (25/1/2021), Kim dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Partai Keadilan, yang merupakan partai politik terbesar ketiga dalam parlemen Korsel, setelah dia mengakui telah melecehkan seorang wanita bernama Jang Hye-Yeong (33), yang juga anggota parlemen Korsel dari Partai Keadilan.

Kim menjadi politikus pria terbaru di Korsel yang dijatuhkan oleh kasus pelecehan seksual di negara yang konservatif secara sosial dan menganut patriarki secara tradisional, di mana para korban sejak lama menghadapi tekanan untuk tetap diam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jang, korbannya diketahui baru terpilih menjadi anggota parlemen Korsel dan merupakan salah satu anggota parlemen termuda di Negeri Ginseng itu.

Dia dikenal sebagai aktivis HAM dan ikut menyusun rancang undang-undang (RUU) anti-diskriminasi tahun lalu yang akan melarang favoritisme berdasarkan jenis kelamin, ras, usia, orientasi seksual, disabilitas atau agama. RUU itu belum divoting oleh parlemen Korsel.

ADVERTISEMENT

Kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, melaporkan tindak pelecehan seksual itu terjadi dalam sebuah rapat dan makan malam pada 15 Januari lalu, di dekat gedung Dewan Nasional Korsel di Seoul. Namun Jang baru melaporkan insiden itu kepada Wakil Ketua Partai Keadilan, Bae Bok-Ju, sekitar tiga hari kemudian.

Bae diketahui bertanggung jawab untuk masalah gender dan HAM dalam Partai Keadilan. Dituturkan Bae bahwa pihak partai kemudian menggelar pertemuan dengan korban dan pelaku, serta melakukan penyelidikan internal.

"Ini pelecehan seksual terang-terangan tanpa keraguan," tegas Bae dalam pernyataannya kepada wartawan. "Kim, pelakunya, juga telah mengakui semua tuduhan," imbuhnya.

Dalam pernyataannya, Jang menyebut insiden ini membuatnya terkejut dan memberinya 'penderitaan luar biasa', karena melibatkan 'seseorang yang sangat saya percayai sebagai sekutu politik dan yang berkampanye bersama-sama saya melawan kejahatan seks'.

"Saya memutuskan untuk mengungkap ini ke publik dan meminta pertanggungjawabannya karena saya yakin dengan melakukan itu akan mengembalikan martabat saya dan membuka jalan bagi saya untuk kembali ke kehidupan normal," jelasnya dalam pernyataan yang dipuji di media sosial.

Tindak pelecehan seksual yang terjadi tidak dijelaskan secara detail ke publik. Namun secara terpisah, Kim mengakui dirinya 'melakukan kontak fisik yang tidak diinginkan atau disetujui oleh korban dan melakukan pelecehan seksual secara terang-terangan'.

"Itu merupakan tindakan yang tidak bisa dimaafkan dan memicu dampak besar baginya (korban-red)," sebut Kim dalam pernyataan tertulisnya, yang juga menyampaikan 'permintaan maaf terdalam'.

Korsel masih didominasi oleh kaum laki-laki meskipun tergolong maju secara ekonomi dan teknologi, yang membuat korban pelecehan seksual menghadapi stigma dan enggan melapor ke pihak berwenang. Namun gerakan antipelecehan seksual #MeToo mulai meluas dalam beberapa tahun terakhir, yang dipicu oleh seorang jaksa yang secara terang-terangan menuduh atasannya telah meraba dirinya secara tidak pantas dalam seremoni pemakaman.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads