Gubernur Jenderal Julie Payette, yang menjadi perwakilan Ratu Inggris Elizabeth II di Kanada, mengundurkan diri pada Kamis (21/1) waktu setempat. Payette mundur menjelang dirilisnya laporan soal tuduhan pelecehan di tempat kerja yang ditujukan untuk kantornya.
Seperti dilansir AFP, Jumat (22/1/2021), peninjauan independen telah diperintahkan oleh pemerintah pada Juli lalu ketika pertama kali muncul tuduhan soal situasi kerja "toxic" di Rideau Hall -- kediaman resmi gubernur jenderal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media lokal Kanada, mengutip sumber anonim yang memahami isi laporan itu, melaporkan bahwa kesimpulan dari peninjauan itu memberatkan.
"Untuk menghormati integritas kantor viceregal (perwakilan kerajaan) saya dan untuk kebaikan negara kita dan lembaga demokrasi kita, saya telah sampai pada kesimpulan bahwa Gubernur Jenderal yang baru harus diangkat," kata Payette dalam sebuah pernyataan.
"Saya telah mengajukan pengunduran diri saya ... (dan) saya telah memberi tahu Perdana Menteri Kanada tentang keputusan saya," tambahnya.
Staf dan mantan staf di kantor Gubernur Jenderal telah menuduh bahwa Payette menindas, meneriaki dan mempermalukan staf di depan umum, beberapa di antaranya bahkan meninggalkan kantornya sambil menangis.
Saat tuduhan itu muncul, Payette menyatakan dirinya akan menanggapi tuduhan itu dengan sangat serius.
Pengunduran diri seorang gubernur jenderal, terutama dalam keadaan seperti itu, belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Kanada.
Selain tuduhan pelecehan di tempat kerja, Payette juga menghadapi kritik publik karena bersikeras untuk merenovasi Rideau Hall dengan biaya mahal, dan kemudian menolak untuk pindah.
Dia sering juga berselisih dengan Royal Canadian Mounted Police karena keamanan yang ketat, termasuk menghindari detail keamanannya untuk pergi jogging.
Teman lamanya, Assunta Di Lorenzo, yang secara kontroversial ditunjuk oleh Payette sebagai Sekretaris Gubernur Jenderal dan juga dituduh melakukan penganiayaan staf, telah mengundurkan diri.