Joe Biden akan dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat pada Rabu (20/1) siang waktu setempat, menutup tirai pemerintahan Donald Trump yang disebut-sebut sebagai pemerintahan paling kacau di zaman modern. Biden dihadapkan pada tugas berat untuk mengatasi virus Corona yang terus merajalela di AS dan mempersatukan negara yang terpecah-belah.
Biden, mantan wakil presiden berusia 78 tahun akan diambil sumpahnya pada siang hari di front Barat gedung Capitol AS, tempat di mana perusuh pro-Trump bentrok dengan polisi dua minggu lalu sebelum menyerbu gedung Kongres.
Seperti dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (20/1/2021), menurut sumber yang mengetahui persiapan pelantikannya, Biden akan menyampaikan pidato pelantikan selama 20 hingga 30 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan sumber itu, dalam pidatonya itu "dia akan menjangkau semua orang Amerika, dan menyerukan kepada setiap warga negara untuk menjadi bagian dalam menghadapi tantangan luar biasa yang kita semua hadapi."
Biden pun menyatakan bahwa dirinya akan langsung bekerja setelah dilantik.
"Kami tidak punya waktu untuk disia-siakan ketika harus menangani krisis yang kita hadapi sebagai sebuah bangsa," demikian cuitan Biden di Twitter pada Selasa (19/1) malam waktu setempat.
"Karena itulah setelah dilantik besok, saya akan langsung bekerja," tulisnya.
Tonton video 'Pengamanan Ketat Jelang Pelantikan Joe Biden':
Untuk melambangkan semangat baru, Biden telah mengundang dua senator teratas - Demokrat Chuck Schumer dan Republikan Mitch McConnell - dan para pemimpin Kongres lainnya untuk menghadiri kebaktian gereja bersamanya pada Rabu (20/1) sebelum pelantikan.
Hari pertama Biden diperkirakan akan padat, dengan para pembantunya mengatakan baru-baru ini, bahwa dia akan menandatangani mungkin selusin perintah eksekutif yang dapat mengatasi pandemi, ekonomi AS yang anjlok, perubahan iklim dan ketidakadilan rasial di Amerika.
Sebelumnya pada Selasa (19/1) waktu setempat, Biden memimpin seremoni penghormatan untuk para korban yang meninggal akibat pandemi Corona. Sejauh ini, sudah lebih dari 400 ribu orang meninggal di AS akibat virus mematikan itu.