Rusak Kantor Partai Putin, Pria Rusia Dihukum 6 Tahun Penjara

Rusak Kantor Partai Putin, Pria Rusia Dihukum 6 Tahun Penjara

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Selasa, 19 Jan 2021 15:45 WIB
Russian President Vladimir Putin speaks via video call during a news conference in Moscow, Russia, Thursday, Dec. 17, 2020. This year, Putin attended his annual news conference online due to the coronavirus pandemic. (Aleksey Nikolskyi, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Vladimir Putin (Aleksey Nikolskyi, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Moskow -

Pengadilan Rusia menjatuhkan vonis hukuman enam tahun penjara pada seorang ahli matematika karena memecahkan jendela di kantor partai berkuasa Presiden Vladimir Putin. Keputusan pada Senin (18/1/2021) waktu setempat ini memicu kemarahan di antara para aktivis.

Dilansir AFP, Selasa (19/1/2021), ahli matematika Azat Miftakhov dihukum karena "hooliganisme". Hal ini disampaikan pengacaranya, Svetlana Sidorkina kepada AFP. Dia menambahkan bahwa pihaknya akan mengajukan banding atas keputusan tersebut.

"Kami tidak setuju dengan keputusan ini... terutama berdasarkan dua pernyataan saksi anonim yang tidak dapat diverifikasi," kata Sidorkina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Kelompok HAM Memorial menyebut Miftakhov sebagai tahanan politik dan hampir 90.000 orang telah menandatangani petisi yang menyerukan pembebasannya.

Lebih dari 2.500 ahli matematika dari seluruh dunia mengancam akan memboikot kongres 2022 di Saint Petersburg jika dia tidak dibebaskan, sebagaimana dilaporkan surat kabar Rusia Novaya Gazeta.

Miftakhow merupakan seorang mahasiswa doktoral di Universitas Negeri Moskow. Pria berusia 27 tahun itu secara terbuka menyebut dirinya seorang aktivis anarkis.

Dia ditangkap pada Februari 2019, dituduh menjadi bagian dari enam orang yang setahun sebelumnya diduga memecahkan jendela di kantor partai Rusia Bersatu di Moskow utara dan melemparkan bom asap ke dalamnya.

Dia sebelumnya telah ditangkap karena dicurigai membuat bahan peledak, meskipun sejauh ini dia belum didakwa atas kejahatan itu.

Pengacaranya mengatakan petugas polisi memukul dan menekannya saat dia ditahan karena pelanggaran pembuatan bom.

Dalam beberapa bulan terakhir, otoritas Rusia telah menghukum beberapa kelompok pendukung muda sayap kiri.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads