Pemerintah Rusia memulai program vaksinasi COVID-19 massal pada Senin (19/1) waktu setempat sebagai upaya untuk mengakhiri pandemi, tanpa menerapkan kembali lockdown (penguncian).
Melansir dari AFP, Selasa (19/1/2021), penduduk di timur kota Vladivostok sejak Senin pagi mengantre untuk menerima vaksin buatan Rusia, Sputnik V. Kebijakan tersebut menyusul perintah Presiden Vladimir Putin untuk menyediakan vaksin bagi 146 juta jiwa penduduk di negara tersebut.
"Ini satu-satunya cara untuk mencegah pandemi," kata seorang warga, Valery Grishin kepada AFP saat menunggu antrean vaksin di sebuah klinik kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Grishin menyebut vaksin merupakan kewajiban setiap orang Rusia agar "tidak menulari orang lain".
Berbeda dengan kebanyakan negara di Eropa, Rusia menghindari penerapan kembali lockdown nasional ketat meskipun terkena gelombang kedua infeksi. Kasus COVID-19 di negara itu pada hari Senin (18/1) mencapai lebih dari 3,5 juta kasus, atau jumlah tertinggi keempat di dunia.
Kebijakan vaksinasi massal ini juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian di Rusia. Rusia berharap pandemi dapat berakhir dengan segera melakukan vaksinasi daripada harus melakukan lockdown kembali.
Sebelumnya pada bulan Agustus 2020 lalu, Rusia mendaftarkan vaksin Sputnik V -- dinamai sesuai dengan satelit era Soviet -- berbulan-bulan sebelum negara-negara Barat dan sebelum dimulainya uji klinis skala besar.
Wakil Walikota Moskow Anastasia Rakova mengatakan sejauh ini 190.000 orang telah divaksinasi di kota berpenduduk 12 juta jiwa itu. Pemerintah Rusia menyediakan pusat vaksinasi di tempat-tempat terkemuka di kota itu.
Meski demikian, pemerintah Rusia harus mengatasi keraguan atas vaksin Corona ini. Menurut jajak pendapat baru-baru ini, hanya 38 persen orang Rusia yang berencana untuk mencoba.