Belanda memperpanjang masa lockdown akibat virus Corona hingga 9 Februari karena penularan masih tinggi. Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan pemerintah sangat prihatin terhadap varian virus Corona di Inggris.
Dilansir AFP, Rabu (13/1/2021), Pembatasan yang diterapkan sebelumnya akan berakhir pada 18 Januari, sekolah telah ditutup, semua kecuali toko-toko penting ditutup.
"Saya tidak berpikir saya akan mengejutkan Anda malam ini, kami harus memutuskan untuk memperpanjang penguncian selama tiga minggu," kata Rutte pada konferensi pers yang disiarkan televisi, pada Selasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rutte mengatakan keputusan itu akan sulit bagi banyak orang, terutama bisnis yang menderita selama pandemi. Namun, ia menambahkan, hampir semua orang akan mengerti bahwa tidak ada pilihan lain, karena angka kasus tidak turun cukup cepat. Selain itu, ia mengataka pemerintah juga berurusan dengan ancaman varian virus korona Inggris.
Pemerintah juga mempertimbangkan untuk memberlakukan jam malam. Rutte mengatakan telah meminta nasihat dari otoritas kesehatan masyarakat meskipun masih belum tertarik pada rencana tersebut.
Rutte menyebut sekolah dasar kemungkinan dapat dibuka kembali lebih cepat, paling cepat pada 25 Januari. Namun, pemerintah masih belum memastikan hal bisa dilakukan.
Pembatasan Belanda ini adalah yang terberat di negara itu sejak awal pandemi. Selama sebagian besar tahun lalu, warga mendukung lockdown yang lebih santai dari pada negara tetangganya di Eropa.
Namun, penyakit itu telah terjadi gelombang kedua dan ketiga dari penyakit tersebut. Untuk itu, sekarang harus dilakukan tindakan yang hampir sekuat yang terjadi di negara tetangga Jerman dan Belgia.
Perdana Menteri Belanda itu mengatakan laporan tentang penyebaran di Inggris dan Irlandia dari varian virus Corona baru "mengkhawatirkan". Sedangkan, di Belanda ada sekitar 100 kasus ditemukan sejauh ini.
"Kami sangat prihatin tentang varian ini. Gambar dari London dan juga dari Irlandia mengkhawatirkan. Dan itu meremehkan," kata Rutte.
(ibh/ibh)