Buntut Panjang Rusuh di Capitol Bikin AS Dijuluki Republik Pisang

Round-Up

Buntut Panjang Rusuh di Capitol Bikin AS Dijuluki Republik Pisang

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 08 Jan 2021 20:33 WIB
Richard Barnett, a supporter of US President Donald Trump sits inside the office of US Speaker of the House Nancy Pelosi as he protest inside the US Capitol in Washington, DC, January 6, 2021. - Demonstrators breeched security and entered the Capitol as Congress debated the a 2020 presidential election Electoral Vote Certification. (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Foto: Penyerbuan Capitol (AFP/SAUL LOEB)
Washington DC -

Kerusuhan di Capitol, Amerika Serikat membuat mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush ikut berkomentar. Bush menyebut negeri yang dipimpinnya itu seperti republik pisang.

Untuk diketahui, republik pisang adalah istilah ilmu politik untuk menyebut negara yang politiknya tidak stabil dan ekonominya sangat bergantung pada ekspor sumber daya terbatas, misalnya pisang.

Bush mengutuk kekacauan di Capitol. Mereka yang menyerang Capitol "diradang oleh kebohongan," kata Bush.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia meminta para pendukung Trump yang kesal dengan hasil pemilu untuk mengizinkan pejabat terpilih melakukan pekerjaan mereka dalam pelestarian demokrasi Amerika.

"Beginilah hasil pemilu diperdebatkan di republik pisang - bukan republik demokratis kita," kata Bush. "Saya terkejut dengan perilaku sembrono dari beberapa pemimpin politik sejak pemilu dan oleh kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan hari ini untuk lembaga kita, tradisi kita, dan penegakan hukum kita," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Seperti dilansir AFP, Jumat (8/1/2021) Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyebut bahwa penyerbuan massa pendukung Presiden Donald Trump ke gedung Capitol merupakan tindakan tercela. Namun, dia tidak setuju jika AS disebut sebagai republik pisang.

"Setelah serangan tercela kemarin di Capitol AS, banyak orang terkemuka - termasuk jurnalis dan politisi - menyamakan Amerika Serikat dengan republik pisang. Fitnah tersebut mengungkapkan pemahaman yang salah tentang republik pisang dan demokrasi di Amerika," kata Pompeo dalam akun Twitternya, Kamis (7/1).

Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:

Lebih lanjut, Pompeo menjelaskan bahwa di republik pisang, kekerasan massa menentukan kekuasaan. Sedangkan di AS, menurut Pompeo, petugas hukum menghentikan kekerasan.

"Di republik pisang, kekerasan massa menentukan pelaksanaan kekuasaan. Di Amerika Serikat, petugas penegak hukum menghentikan kekerasan massa sehingga perwakilan rakyat dapat menjalankan kekuasaan sesuai dengan aturan hukum dan pemerintahan konstitusional," tuturnya.

"Kongres sedang menyelesaikan sertifikasi pemilihnya - dengan pahlawan penegak hukum kita telah memulihkan ketertiban di Capitol - pada pukul 03.40 hari ini menunjukkan kekuatan lembaga politik Amerika dan mewakili kemenangan bagi supremasi hukum dan pemerintahan konstitusional di Amerika," lanjut Pompeo dalam cuitannya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads