China Tutup 2 Kota di Beijing untuk Kendalikan Wabah Corona

China Tutup 2 Kota di Beijing untuk Kendalikan Wabah Corona

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 08 Jan 2021 18:18 WIB
A health worker wearing a protective suit takes a swab test from a woman at Guangan Sport Center for people who visited or live near the Xinfadi Market in Beijing on June 14, 2020. - The domestic COVID-19 coronavirus outbreak in China had been brought largely under control through strict lockdowns that were imposed early this year -- but a new cluster has been linked to Xinfadi market in south Beijing. (Photo by Noel Celis / AFP)
Foto: Ilustrasi Corona di Beijing (AFP/NOEL CELIS)
Jakarta -

China telah menutup dua kota di selatan Beijing, memutuskan jaringan transportasi dan melarang jutaan penduduknya berpergian. Hal ini dilakukan karena pihak berwenang bergerak untuk membendung wabah COVID-19.

Dilansir AFP, Jumat (8/1/2021) pandemi sejauh ini telah dikalahkan oleh otoritas China sejak kemunculannya di Wuhan pada akhir 2019. Wabah kecil dengan cepat dipadamkan menggunakan pengujian massal, penguncian lokal, dan pembatasan perjalanan.

Namun, provinsi Hebei di China utara telah mencatat 127 kasus baru COVID-19, ditambah 183 infeksi tanpa gejala dalam seminggu terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Sebagian besar kasus ditemukan di Shijiazhuang, sebuah kota berpenduduk beberapa juta di provinsi Hebei yang daerah sekitarnya membuat total populasi menjadi 11 juta jiwa. Sembilan kasus yang dikonfirmasi berada di kota tetangga Xingtai, yang wilayahnya mencakup 7 juta orang.

Pada hari Jumat (8/1), otoritas Hebei mengumumkan penduduk Shijiazhuang dan Xingtai dilarang meninggalkan kota kecuali benar-benar diperlukan.

Para pejabat berjanji untuk "secara ketat mengontrol pergerakan orang dan kendaraan", dengan semua perumahan ditempatkan di bawah "manajemen tertutup" -- sebuah eufemisme untuk mengunci.

Penduduk Hebei juga dilarang memasuki Beijing atau meninggalkan provinsi kecuali benar-benar diperlukan.

Orang-orang di empat kota Hebei dan lima belas kabupaten di sekitar Beijing harus menunjukkan hasil tes asam nukleat negatif yang diambil dalam waktu 72 jam untuk memasuki Beijing serta bukti alamat atau tempat kerja di ibu kota China itu.

"Wabah itu diimpor dari luar negeri, tetapi asal-muasalnya saat ini sedang diselidiki secara mendalam oleh para ahli negara bagian, provinsi dan kota," kata Li Qi, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hebei, pada konferensi pers Jumat (8/1).

Li menambahkan bahwa wabah tersebut terkonsentrasi di distrik Gaocheng di Shijiazhuang, dan infeksi lain di provinsi tersebut terkait dengan wabah itu.

Pengangkutan kendaraan penumpang jarak jauh di kedua kota tersebut dihentikan pada hari Jumat (8/1), dan jalan raya ditutup. Penerbangan dari dan ke Shijiazhuang telah dibatalkan, dan kereta ditangguhkan.

Provinsi Hebei melaporkan 33 kasus baru COVID-19 yang dikonfirmasi pada hari Jumat ini, selain 51 kasus dari hari sebelumnya - mendorong total harian nasional ke angka tertinggi sejak Juli.

Sekolah-sekolah telah ditutup dan para pejabat berjanji untuk melakukan tes Corona terhadap semua penduduk Shijiazhuang dan Xingtai pada hari Sabtu (9/1) besok.

Sejauh ini, kedua kota tersebut telah menguji total sekitar 6,7 juta penduduk.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads