Trump Kecam Pendukungnya yang Rusuh di Gedung Capitol AS

Trump Kecam Pendukungnya yang Rusuh di Gedung Capitol AS

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 08 Jan 2021 09:53 WIB
President Donald Trump listens during an event on Operation Warp Speed in the Rose Garden of the White House, Friday, Nov. 13, 2020, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Donald Trump (dok. AP Photo/Evan Vucci)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyampaikan kecaman untuk para perusuh, yang merupakan pendukungnya, yang menyerbu dan memicu kekacauan di Gedung Capitol AS. Trump menegaskan para perusuh yang melanggar hukum akan merasakan konsekuensinya.

Seperti dilansir Reuters dan Al Jazeera, Jumat (8/1/2021), kecaman itu disampaikan Trump dalam pesan video terbaru yang dirilis melalui akun Twitternya pada Kamis (7/1) waktu setempat, atau sehari setelah massa pro-Trump menyerbu dan memicu kerusuhan di dalam Gedung Capitol AS.

"Saya ingin mengawali ini dengan membahas serangan keji terhadap Gedung Capitol Amerika Serikat. Seperti semua warga Amerika, saya marah pada kekerasan, pelanggaran hukum, dan kekacauan," tegas Trump dalam pesan videonya yang direkam dari Gedung Putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Trump menyampaikan kecamannya dengan menegaskan bahwa orang-orang yang menyerbu Gedung Capitol dan melakukan pelanggaran hukum, Anda menerima konsekuensinya.

"Untuk para demonstran yang menyusup ke Capitol: Anda telah mengotori kursi demokrasi Amerika," sebut Trump.

ADVERTISEMENT

"Untuk mereka yang terlibat dalam tindak kekerasan dan perusakan: Anda tidak mencerminkan negara kita," imbuhnya.

"Dan untuk mereka yang melanggar hukum: Anda akan membayarnya," tegas Trump dalam pernyataannya.

Dalam pernyataannya ini, Trump juga mengklaim dirinya segera memerintahkan pengerahan Garda Nasional dan aparat penegak hukum federal untuk mengamankan Gedung Capitol dan mengusir para penyusup. "Amerika adalah dan harus selalu menjadi negara hukum dan tertib," ucapnya.

Namun media terkemuka CNN menyebut Trump secara keliru mengklaim dirinya berperan dalam mengerahkan Garda Nasional untuk menghadapi para pendukungnya yang menyerbu Gedung Capitol AS, yang sehari sebelumnya disebutnya 'spesial'.

Laporan CNN yang mengutip seorang sumber menyebut bahwa Trump awalnya enggan mengerahkan Garda Nasional ke Gedung Capitol AS, saat para pendukungnya memicu kerusuhan di dalam gedung yang menjadi kantor parlemen AS itu. Menurut CNN, pengerahan Garda Nasional baru dilakukan beberapa jam setelah penyerbuan terjadi.

Beberapa pihak menyebut Trump berperan aktif dalam menghasut dan mengobarkan kekerasan melalui pernyataan dan tuduhan yang dilontarkannya soal kecurangan pilpres yang tidak berdasar dan tanpa bukti dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Rabu (6/1) pagi waktu AS, saat berpidato untuk para pendukungnya yang berunjuk rasa di Washington DC untuk memprotes hasil pilpres, Trump mendorong pendukungnya melakukan long march ke Gedung Capitol dan 'berjuang'.

Ucapan Trump itu berujung dengan aksi penyerbuan ratusan pendukungnya ke Gedung Capitol AS, yang sedang menggelar sidang pengesahan kemenangan Presiden terpilih AS, Joe Biden, dalam pilpres AS 2020.

Dalam aksinya, para pendukung Trump menerobos barikade, bentrok dengan polisi dan melakukan perusakan di dalam Gedung Capitol AS. Para anggota parlemen AS terpaksa dievakuasi dan bersembunyi demi keselamatan mereka.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads