Keberatan Partai Republik Tunda Pengesahan Kemenangan Biden di Kongres AS

Keberatan Partai Republik Tunda Pengesahan Kemenangan Biden di Kongres AS

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 07 Jan 2021 15:30 WIB
Vice President Mike Pence and House Speaker Nancy Pelosi preside over a Joint session of Congress to certify the 2020 Electoral College results after supporters of President Donald Trump stormed the Capitol earlier in the day on Capitol Hill in Washington, DC on January 6, 2020. - Members of Congress returned to the House Chamber after being evacuated when protesters stormed the Capitol and disrupted a joint session to ratify President-elect Joe Bidens 306-232 Electoral College win over President Donald Trump. (Photo by Erin Schaff / POOL / AFP)
Wakil Presiden AS, Mike Pence, memimpin jalannya sidang gabungan Kongres AS untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pilpres (Erin Schaff/POOL/AFP)
Washington DC -

Pengesahan kemenangan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, oleh Kongres AS kembali mengalami penundaan setelah sejumlah anggota parlemen Partai Republik mengajukan keberatan terhadap hasil voting Electoral College di negara bagian Pennsylvania.

Sebelumnya, keberatan yang diajukan Partai Republik untuk hasil voting negara bagian Arizona ditolak House of Representatives (HOR) atau DPR AS dan Senat AS.

Seperti dilansir AFP, Kamis (7/1/2021), proses pengesahan hasil voting Electoral Votes di 50 negara bagian AS terus berlanjut hingga Rabu (6/1) malam waktu AS setelah mengalami penundaan akibat penyerbuan pendukung Presiden Donald Trump terhadap Gedung Capitol AS, lokasi sidang Kongres itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberatan untuk electoral votes atau perolehan suara elektoral di negara bagian Pennsylvania -- yang dimenangkan Biden -- diajukan oleh belasan anggota DPR AS dari Partai Republik. Senator Republikan, Josh Hawley, itu mendukung keberatan itu sehingga memicu perdebatan sengit dalam Kongres AS.

Dalam proses ini, anggota DPR maupun Senat bisa mengajukan keberatan saat hasil voting Electoral College dibacakan di ruang sidang, namun keberatan itu harus disepakati oleh DPR maupun Senat AS dalam voting dengan suara mayoritas untuk bisa dipertimbangkan secara serius. Jika tidak, maka keberatan itu tidak akan dianggap dan tidak mempengaruhi hasilnya.

ADVERTISEMENT

Senat AS telah melakukan voting untuk keberatan di negara bagian Pennsylvania. Hasilnya menunjukkan 92 Senator menolak dan hanya tujuh Senator yang mendukung. Sedangkan DPR AS saat ini tengah melakukan voting untuk keberatan yang sama, setelah menggelar perdebatan sengit di ruang sidang.

Anggota DPR AS dari Pennsylvania, Scott Perry, yang berasal dari Partai Republik berargumen bahwa keberatan diajukan untuk melindungi Konstitusi AS. Argumen itu dimentahkan oleh anggota DPR dari Partai Demokrat, Joe Neguse, yang menegaskan isi Konstitusi AS.

"Di bawah Konstitusi kita, Kongres tidak memilih presiden, rakyat Amerika yang memilihnya, dan mereka telah memilih dalam jumlah yang luar biasa," cetusnya.

Simak video 'Massa Anti-Trump Unjuk Rasa di Times Square AS':

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, keberatan juga diajukan oleh Partai Republik terhadap hasil voting Electoral College di negara bagian Arizona -- yang juga dimenangkan Biden. Baik Senat maupun DPR AS kompak menolak keberatan itu.

Hasil voting para Senator AS menunjukkan 93 Senator menolak dan hanya enam Senator mendukung. Sedangkan mayoritas 303 anggota DPR AS, termasuk 82 dari Partai Republik menolak keberatan itu. Namun ada 121 anggota yang semuanya dari Partai Republik mendukung keberatan itu.

Sidang gabungan, antara DPR dan Senat AS, ini bertujuan mengesahkan hasil voting Electoral College dari seluruh 50 negara bagian AS untuk mengonfirmasi kemenangan Biden dalam pilpres 3 November lalu. Proyeksi menyebut Biden menang atas Trump dengan 306 electoral votes melawan 232 electoral votes.

Wakil Presiden AS, Mike Pence, yang juga menjabat Presiden Senat AS memimpin jalannya sidang gabungan Kongres AS itu. Peran Pence sebagian besar bersifat seremonial dan dia tidak memiliki wewenang untuk mempengaruhi hasilnya, meskipun Trump berharap sebaliknya.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads