Tak Akan Mudah bagi Biden Sebab Trump Masih Ngotot di Kursi Presiden

Round-up

Tak Akan Mudah bagi Biden Sebab Trump Masih Ngotot di Kursi Presiden

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 06 Jan 2021 05:07 WIB
Akhirnya Trump Teken RUU Bantuan Corona dan Paket Stimulus
Foto: DW (News)
Jakarta -

Perjalanan Joe Biden menjadi presiden terpilih Amerika Serikat (AS) menjadi tidak mudah. Hal ini dikarenakan Presiden AS, Donald Trump yang belum juga mengakui kekalahannya.

Trump bahkan menyatakan dirinya akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan kursi kepresidenan. Tidak hanya itu, Trump juga menyerukan kepada para anggota parlemen Partai Republik untuk membalikkan kekalahannya Biden saat mereka menggelar sesi gabungan Kongres AS pada 6 Januari mendatang untuk mengonfirmasi hasil voting Electoral College.

Sebelumnya diketahui hasil voting Electoral College dimenangkan Biden dengan perolehan 306 electoral votes melawan Trump dengan 232 electoral votes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir Associated Press, Selasa (5/1/2021), tekad Trump untuk berjuang sekuat tenaga itu disampaikan saat dia menghadiri kampanye untuk pemilu Senat di negara bagian Georgia pada Senin (4/1) malam waktu setempat.

"Mereka tidak akan mengambil Gedung Putih ini, kita akan berjuang mati-matian, saya memberitahu Anda sekarang," tegas Trump yang disambut sorakan para pendukungnya.

ADVERTISEMENT

Kehadiran Trump dalam kampanye di Georgia ini dimaksudkan untuk mendongkrak dukungan bagi kandidat Senat Partai Republik yang akan berhadapan dengan kandidat Partai Demokrat dalam pemilu putaran kedua di Georgia pada 5 Januari waktu setempat. Namun pada praktiknya, Trump lebih banyak mengeluhkan kekalahannya dalam pilpres 3 November -- yang masih diyakininya dimenangkan oleh dirinya.

"Ngomong-ngomong, tidak mungkin kita kalah di Georgia. Tidak mungkin. Itu dicurangi, itu pemilihan yang dicurangi, tapi kita masih memperjuangkannya dan Anda akan melihat apa yang terjadi," cetusnya.

"Anda tahu, saya menjalani dua pemilihan. Saya memenangkan keduanya. Itu luar biasa," tegas Trump lagi.

Sebelumnya di Washington DC, Trump menekan para anggota parlemen dari Partai Republik untuk secara resmi menolak sesi gabungan Kongres AS yang akan mengonfirmasi kemenangan Biden pada Rabu (6/1) waktu setempat. Konfirmasi dari Kongres AS menjadi pengukuhan kemenangan Biden.

Tidak diketahui secara jelas seberapa jauh para pemimpin Partai Republik di Kongres AS akan mampu mengontrol sesi bersama pada Rabu (6/1) waktu setempat, yang bisa berlarut-larut, meskipun gugatan pilpres sudah pasti akan gagal. Trump sendiri mendorong pendukungnya untuk menggelar aksi di dekat Gedung Putih saat sesi gabungan Kongres AS itu digelar.

Trump berulang kali melontarkan tuduhan soal kecurangan pilpres, yang telah dibantah oleh para pejabat pemilu AS -- baik Partai Republik maupun Partai Demokrat di setiap negara bagian -- dan mulai dari pengadilan hingga Mahkamah Agung. Mantan Jaksa Agung AS, William Barr, bahkan menegaskan tidak ada bukti kecurangan yang bisa mengubah hasil pilpres.

Secara terpisah, Biden yang juga menghadiri kampanye untuk kandidat Senator Partai Demokrat di Atlanta, Georgia, menyebut Trump 'menghabiskan lebih banyak waktu untuk merengek dan mengeluh' daripada bekerja untuk mengatasi pandemi virus Corona (COVID-19).

"Saya tidak tahu mengapa dia masih menginginkan jabatan itu -- dia tidak mau melakukan pekerjaannya," cetus Biden merujuk pada Trump.

Halaman 2 dari 2
(dwia/dwia)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads