Berdasarkan hasil jajak pendapat, hanya 4 dari 10 orang di Prancis yang mau divaksin Corona (COVID-19). Hal ini jadi kekhawatiran yang tumbuh atas lambatnya awal kampanye vaksinasi di negara itu.
Dilansir AFP, Rabu (30/12/2020) menurut survei yang dilakukan oleh Penasihat Global Ipsos dalam kemitraan dengan Forum Ekonomi Dunia, hanya 40 persen orang Prancis yang ingin divaksin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini menempatkannya di belakang negara-negara tertinggal lainnya seperti Rusia dengan 43 persen dan Afrika Selatan pada 53 persen. Sedangkan di China keinginan divaksin mencapai 80 persen dan Inggris pada 77 persen.
Ketakutan akan efek samping adalah alasan yang paling sering diberikan, menurut jajak pendapat itu.
Di Amerika Serikat, di mana kampanye vaksinasi massal sekarang telah dimulai dengan sungguh-sungguh, 69 persen orang sekarang menginginkan vaksin Corona, naik pada bulan Oktober.
Prancis memulai kampanye vaksinasi pada hari Minggu (27/12) bersama dengan sebagian besar anggota UE lainnya, menargetkan penduduk di panti jompo terlebih dahulu.
Namun kurang dari 100 orang yang diimunisasi dalam tiga hari pertama di Prancis, kecepatan yang jauh lebih lambat dibandingkan di negara tetangga Jerman, apalagi di AS atau Inggris.
"Kami belum berangkat untuk lari cepat 100 meter tetapi maraton," ungkapnya.
"Mulainya berhati-hati tetapi kami akan meningkatkannya dan memvaksinasi dalam skala yang sangat luas," kata pejabat itu.
Pejabat itu mengatakan tidak ada masalah dengan pasokan, dengan 500.000 dosis vaksin sekarang akan tiba di Prancis setiap minggu.
Jajak pendapat Ipsos Global Advisor dilakukan di 15 negara secara online di antara lebih dari 13.500 orang dewasa termasuk sekitar 1.000 di Prancis.
Dengan tidak adanya penurunan tingkat infeksi Corona di Prancis, Presiden Emmanuel Macron pada hari Selasa (29/12) memimpin pertemuan para menteri dan pejabat kesehatan untuk membahas krisis tersebut.