Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memberikan pengampunan penuh atau amnesti terhadap dua orang yang terkait penyelidikan dugaan intervensi Rusia dalam pilpres 2016. Salah satu yang diampuni merupakan mantan penasihat kampanye Trump yang mengaku berbohong kepada penyidik federal.
Seperti dilansir AFP, Rabu (23/12/2020), sejumlah orang dekat dan sekutu politik Trump diketahui terseret dalam penyelidikan yang menyoroti dugaan kolusi antara tim kampanyenya dalam pilpres 2016 dengan Rusia.
Selain mengampuni orang dekatnya terkait kasus dugaan intervensi Rusia, Trump juga memberikan pengampunan dan pengurangan masa hukuman terhadap sejumlah orang lainnya. Kebijakan yang diambil menjelang berakhirnya masa jabatan Trump ini menuai kontroversi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gedung Putih dalam pernyataannya menyebut Trump telah mengabulkan pengampunan penuh terhadap 15 orang dan meringankan masa hukuman untuk lima orang lainnya.
Salah satu orang yang menerima pengampunan penuh adalah George Papadopoulos, yang merupakan mantan penasihat kampanye Trump. Papadopoulos telah mengakui dirinya berbohong kepada penyidik federal soal kontaknya dengan Rusia.
Papadopoulos merupakan anggota panel kebijakan luar negeri Trump dalam kampanye pilpres 2016. Dia mengaku bersalah pada Oktober 2017 karena berbohong kepada Biro Investigasi Federal (FBI) soal kontak dengan seorang profesor yang berjanji akan menghubungkannya dengan sejumlah pejabat senior Rusia.
Dia bekerja sama dengan para penyidik AS yang dipimpin Robert Mueller, jaksa penuntut khusus yang melakukan penyelidikan selama 2 tahun terhadap dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dan Rusia. Papadopoulos sempat dipenjara 12 hari setelah dia mengaku bersalah.
"Pengampunan hari ini membantu memperbaiki kesalahan yang ditimbulkan tim Mueller terhadap begitu banyak orang," demikian pernyataan Gedung Putih.