Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengumumkan dakwaan terhadap mantan agen intelijen Libya yang diduga merakit bom yang meledak di dalam pesawat maskapai Pan Am dengan nomor penerbangan 103 di atas wilayah Lockerbie, Skotlandia, tahun 1988 silam.
Seperti dilansir AFP, Selasa (22/12/2020), ledakan bom di dalam pesawat Pan Am sekitar 32 tahun lalu itu menewaskan sedikitnya 259 orang, termasuk 190 warga AS, yang ada di dalam pesawat tujuan AS itu dan menewaskan 11 orang di daratan.
Jaksa Agung AS, Bill Barr, menyatakan bahwa eks agen intelijen Libya yang diidentifikasi bernama 'Abu Agela Mas'ud Kheir Al-Marimi' membantu merakit alat peledak yang meledakkan pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya, orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan warga Amerika dan banyak orang lainnya, akan diadili atas kejahatannya," tegas Barr dalam pernyataannya.
Dalam konferensi pers, Barr menyebut bahwa pria yang lebih dikenal secara luas sebagai Abu Agila Mohammad Masud itu tengah ditahan oleh pemerintah Libya. Dia menyatakan keyakinan bahwa Masud akan diserahkan kepada AS untuk disidangkan.
"Masud ada dalam penahanan pemerintah Libya saat ini dan kita tidak punya alasan untuk berpikir bahwa pemerintah tertarik untuk mengasosiasikan diri dengan tindakan terorisme keji ini," sebutnya.
Di Skotlandia, otoritas setempat memuji langkah tersebut, dengan menggarisbawahi bahwa penyelidikan terhadap pengeboman pesawat pada 21 Desember 1988 itu terus berlanjut.
"Selama 32 tahun, keluarga dari 270 orang yang terbunuh dalam kekejaman ini telah menunjukkan martabat yang luar biasa dalam menghadapi kehilangan yang merasa alami pada malam mengerikan pada 21 Desember 1988. Hari ini, pikiran kita ada bersama mereka sekali lagi," ucap Lord Advocate James Wolfee, pejabat hukum paling senior di Skotlandia.
Kara Weipz, yang saudara laki-lakinya meninggal dalam tragedi itu, menyatakan dorongan untuk terus menemukan pelaku dari pihak keluarga, telah membuahkan hasil. "Kesabaran dan ketekunan kami telah membuahkan hasil dengan keputusan ini," sebut Weipz. "Moto keluarga kami selama 32 tahun terakhir adalah, kebenaran harus diketahui," imbuhnya.
Para penyidik AS dan Skotlandia telah menyusun dakwaan terhadap Masud selama bertahun-tahun. Dia diduga merupakan perakit bom andalan mendiang pemimpin Libya, Muammar Kadhafi.
Pelaksana Tugas (Plt) jaksa AS di Washington, Michael Sherwin, menyebut bukti kuat menghubungkan Masud dengan pengeboman Lockerbie, mulai dari catatan perjalanan dengan dua orang yang juga terjerat kasus ini, hingga wawancara tahun 2012 kepada intelijen Libya saat dia mengakui merakit bom.
Otoritas AS dan Skotlandia baru mendapatkan wawancara itu tahun 2017 yang semakin membuat solid bukti yang didapat untuk mendakwa Masud. "(Bukti yang dikumpulkan) Sungguh membuktikan tanpa keraguan peran Masud dalam konspirasi ini," tegas Sherwin.
Pengeboman Lockerbie yang disebut serangan teroris oleh AS dan Skotlandia, menghancurkan pesawat rute London-New York saat mengudara di ketinggian 31 ribu kaki. Bangkai utama pesawat jatuh ke wilayah Lockerbie, dengan puing-puingnya berserakan di berbagai wilayah Skotlandia.
Dua warga Libya telah diadili di Belanda atas peran mereka dalam serangan itu. Salah satunya divonis penjara seumur hidup tahun 2001, namun dibebaskan tahun 2009 dan meninggal tahun 2012. Satu lainnya dinyatakan tidak bersalah namun masih didakwa oleh AS.