Amerika Serikat Hapus Sudan dari Daftar Negara Sponsor Terorisme

Amerika Serikat Hapus Sudan dari Daftar Negara Sponsor Terorisme

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 15 Des 2020 01:43 WIB
TALLADEGA, AL - MAY 05:  A giant American Flag waves above the track during the NASCAR Sprint Cup Series Aarons 499 at Talladega Superspeedway on May 5, 2013 in Talladega, Alabama.  (Photo by Tom Pennington/Getty Images)
Ilustrasi (Foto: Tom Pennington/Getty Images)
Khartoum -

Amerika Serikat (AS) telah mencabut Sudan sebagai daftar negara yang menjadi sponsor terorisme. Pernyataan itu disampaikan oleh Kedutaan Besar AS di Khartoum pada Senin waktu setempat.

Dilansir CNN, Senin (14/12/2020) kedua negara mencapai kesepakatan pada Oktober lalu agar Sudan dicabut dari daftar negara yang memberikan sponsor kepada teroris. Penyelesaian itu mengharuskan Sudan membayar USD 335 juta (Rp 4,9 triliun) untuk para korban pemboman kembar pada tahun 1998 terhadap kedutaan besar AS di Tanzania dan Kenya.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di halaman Facebook-nya, Kedutaan Besar AS mengatakan "Periode pemberitahuan kongres selama 45 hari telah berakhir dan Sekretaris Negara telah menandatangani pemberitahuan yang mengatakan pembatalan penunjukan sponsor teroris Negara Sudan berlaku efektif mulai hai ini (14 Desember 2020), untuk dipublikasikan di Federasi Register,"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudan telah terdaftar sebagai negara sponsor terorisme sejak 1993.

Preside Donald Trump mengumumkan pada bulan Oktober lalu bahwa ia akan mencabut sponsor penunjukan terorisme setelah Sudan setuju untuk membayar penyelesaian bagi para korban pemboman tahun 1998.

ADVERTISEMENT

Pengumuman itu datang beberapa bulan setelah AS dan Sudan mencapai kesepakatan penyelesaian bilateral dan merupakan kabar baik bagi pada penjabat Sudan serta beberapa orang Amerika yang selamat dan keluarga korban pemboman itu.

Namun, pihak lain tetap penyelesaian itu yang bayarannya lebih rendah, jumlah warga negara asing yang bekerja di kedutaan dan karyawan yang menjadi warga negara AS setelah serangan itu.

Pemerintah Trump telah mendorong pemerintah transisi Sudan, yang dipimpin oleh Hamdock untuk normalisasi hubungan dengan Israel. Pada bulan Oktober lalu, Trump juga mengumumkan bahwa kedua negara telah menormalkan hubungan.

Menurut pernyataan bersama dari ketiga negara, para pemimpin Sudan dan Israel "menyetujui normalisasi hubungan antara Sudan dan Israel dan untuk mengakhiri keadaan perang antara negara tersebut," dan "setuju memulai hubungan ekonomi dan perdagangan, dengan sebuah fokus awal pada pertanian,".

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan pembatalan penunjukan "mewakili perubahan mendasar dalam hubungan bilateral kami menuju kolaborasi yang lebih besar dan dukungan untuk transisi demokrasi bersejarah Sudan,".

"Pencapaian ini dimungkinkan oleh upaya pemerintah transisi yang dipimpin sipil Sudan untuk memetakan jalan baru yang berani dari warisan rezim Bashir dan khususnya, untuk memenuhi kriteria undang-undang dan kebijakan untuk pembatalan," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan, Senin (14/12).

"Kami memuji seruan rakyat Sudan untuk kebebasan, perdamaian dan keadilan, dan kami mengucapkan selamat kepada anggota pemerintah transisi yang dipimpin sipil atas keberanian mereka dalam memajukan aspirasi warga yang mereka layani," katanya.

Perdana Menteri Sudan, Abdalla Hamdock menyambut baik penghapusan negaranya dari daftar sponsor terorisme.

"Setelah lebih dari dua dekade, saya menyatakan kepada rakyat kami bahwa nama negara tercinta kami telah dihapus dari daftar teror negara sponsor," tulis Hamdock di Twitter.

"Hari ini kami kembali dengan semua sejarah kami, peradaban rakyat kami, kebebasan negara kami, dan kekuatan revolusi kami kepada komunitas Internasional," tambahnya.

Halaman 2 dari 2
(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads