Otoritas Rusia mengomentari laporan yang menyebut para peretas Rusia diyakini meretas dan memata-matai pertukaran email internal pada Departemen Keuangan dan Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS). Rusia membantah terlibat dalam praktik peretasan itu.
Seperti dilansir Reuters, Senin (14/12/2020), sejumlah sumber yang memahami penyelidikan soal peretasan itu menuturkan kepada Reuters bahwa para peretas diyakini bekerja untuk otoritas Rusia dan mengkhawatirkan peretasan itu hanya ujung gunung es.
Salah satu sumber menyebut peretasan itu dianggap sangat serius sehingga memicu digelarnya rapat Dewan Keamanan Nasional AS di Gedung Putih pada Sabtu (12/12) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, membantah tuduhan itu dan menegaskan Rusia tidak terlibat.
"Sekali lagi, saya menolak tuduhan ini dan sekali lagi saya ingin mengingatkan Anda bahwa Presiden (Vladimir) Putin yang mengusulkan agar pihak Amerika menyepakati dan menyimpulkan perjanjian (dengan Rusia) soal keamanan siber," tutur Peskov, sembari menyatakan AS tidak menanggapi tawaran Rusia itu.
"Selebihnya, jika terjadi serangan selama berbulan-bulan, dan Amerika tidak dapat berbuat apa-apa, mungkin tidak ada gunanya menyalahkan Rusia tanpa alasan," imbuhnya.
"Kami tidak ada hubungannya dengan itu," tegas Peskov.
Sebelumnya dilaporkan bahwa peretasan itu menargetkan Departemen Keuangan AS dan Otoritas Telekomunikasi dan Informasi (NTIA) pada Departemen Perdagangan AS. Sejumlah sumber menyebut bahwa para peretas berhasil menyusup ke dalam software kantor NTIA dan email-email para staf NTIA dipantau oleh para peretas selama berbulan-bulan.
(nvc/rdp)