Seluruh 50 negara bagian Amerika Serikat (AS) dan District of Columbia telah mengesahkan hasil pilpres di wilayah masing-masing. Proses selanjutnya adalah Electoral College akan menggelar pertemuan dan voting untuk mengukuhkan pemenang pilpres AS 2020.
Seperti dilansir CNN, Kamis (10/12/2020), West Virginia menjadi negara bagian terakhir yang mensertifikasi atau mengesahkan hasil pilpres pada Rabu (9/12) waktu setempat. Presiden Donald Trump dinyatakan menang di West Virginia dan berhak atas lima electoral votes yang dimiliki negara bagian itu.
Presiden terpilih AS, Joe Biden, diproyeksikan meraup total 306 electoral votes dan Trump diproyeksikan meraup 232 electoral votes. Dibutuhkan sedikitnya 270 electoral votes dari total 538 electoral votes yang ada, untuk bisa memenangkan pilpres AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sertifikasi negara bagian dilakukan saat Trump terus melontarkan tuduhan tidak berdasar soal kecurangan pilpres dan menebar keraguan soal hasil pilpres AS. Belasan gugatan hukum untuk menantang hasil pilpres yang diajukan kubu Trump telah ditolak hakim, baik di level negara bagian maupun federal.
Setiap negara bagian memiliki proses yang berbeda dalam mensertifikasi hasil pilpres dan beberapa negara bagian mensertifikasi daftar elector mereka secara terpisah dari hasil pilpres level lokal maupun negara bagian.
Langkah besar selanjutnya dalam proses Electoral College -- sistem keterwakilan dalam pilpres AS -- adalah pertemuan para elector, yang diwajibkan undang-undang untuk bersidang pada Senin pertama setelah Rabu kedua bulan Desember.
Untuk pilpres AS 2020, hari pertemuan para elector akan digelar pada 14 Desember mendatang.
Simak juga video 'Trump: Jika Saya Kalah, Saya Jadi Pecundang yang Baik':
Para elector akan bertemu di negara bagian masing-masing dan menggelar voting, yang hasilnya kemudian dikirimkan Kongres AS untuk dihitung secara bersama-sama pada 6 Januari 2021.
Beberapa negara bagian memiliki undang-undang yang mengikat para elector dengan kandidat yang menang di negara bagian mereka. Dalam beberapa kasus, undang-undang menetapkan apa yang disebut 'elector tidak setia' bisa dikenakan hukuman atau diganti oleh elector lainnya.
Mahkamah Agung AS memutuskan pada musim panas lalu bahwa undang-undang yang menghukum anggota Electoral College atau elector yang melanggar sumpah untuk memilih pemenang suara populer di negara bagiannya, adalah konstitusional.