Presiden Rouhani Tuduh Trump Persulit Iran Dapatkan Vaksin Corona

Presiden Rouhani Tuduh Trump Persulit Iran Dapatkan Vaksin Corona

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 09 Des 2020 18:28 WIB
FILE - In this Dec. 20, 2019, file photo, Iranian President Hassan Rouhani attends a meeting with Japanese Prime Minister Shinzo Abe during a meeting at the prime ministers office in Tokyo.  Iran on Saturday, Jan. 11, 2020, acknowledged that its armed forces Ò€œunintentionallyÒ€ shot down the Ukrainian jetliner that crashed earlier this week, killing all 176 aboard, after the government had repeatedly denied Western accusations that it was responsible. (Charly Triballeau/Pool Photo via AP, File)
Hassan Rouhani (Charly Triballeau/Pool Photo via AP, File)
Teheran -

Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyebut sanksi-sanksi yang diterapkan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mempersulit Iran dalam membeli obat-obatan dan pasokan medis dari luar negeri, termasuk vaksin virus Corona (COVID-19) yang sangat dibutuhkan.

Seperti dilansir Associated Press, Rabu (9/12/2020), pemerintahan Trump menerapkan kembali sanksi-sanksi yang melumpuhkan sektor perbankan Iran dan industri minyak serta gas yang vital sejak AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2018 lalu.

Sementara AS bersikeras menyatakan bahwa obat-obatan dan barang-barang kemanusiaan dibebaskan dari sanksi, pembatasan perdagangan yang masih berlaku telah membuat banyak bank dan perusahaan di seluruh dunia ragu-ragu untuk berbisnis dengan Iran karena mengkhawatirkan hukuman dari AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang-orang kita seharusnya mengetahui bahwa apapun yang ingin kita lakukan, ketika kita ingin mengimpor obat-obatan, atau mengimpor perlengkapan atau vaksin, kita harus mengutuk Trump 100 kali karena dia memicu begitu banyak masalah dan gangguan," ucap Rouhani seperti dikutip kantor berita IRNA.

Rouhani mengeluhkan bahwa transaksi sederhana untuk membeli obat-obatan dari negara lain menjadi sangat sulit dan bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk mentransfer dana.

ADVERTISEMENT

"Pekerjaan sederhana yang biasanya diselesaikan dengan panggilan telepon, pesan atau transaksi cepat, membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk diselesaikan dan seluruh negara harus bekerja sama mentransfer dana dari satu tempat ke tempat lain, hanya untuk membeli obat," cetusnya.

Lebih lanjut, Rouhani menyatakan otoritas Iran akan melakukan semampu mereka untuk membeli vaksin Corona dari luar negeri dan berharap bisa mendistribusikannya kepada individu-individu yang berisiko tinggi tertular Corona sesegera mungkin.

"Kelompok yang menghabiskan hari-hari terakhir dari masa jabatan mereka yang mengerikan di Gedung Putih adalah sejahat itu," sebut Rouhani.

Pekan lalu, Iran menyatakan pihaknya tengah mengembangkan vaksin buatan mereka sendiri, dengan uji coba terhadap manusia diperkirakan akan dimulai bulan depan.

Otoritas Iran berencana membeli 20 juta dosis vaksin Corona dari luar negeri, untuk populasi lebih dari 80 juta jiwa.

Sejauh ini lebih dari 1 juta kasus Corona terkonfirmasi di Iran, dengan lebih dari 50 ribu kematian. Total kasus itu menjadikan Iran sebagai negara yang terdampak Corona paling parah di kawasan Timur Tengah.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads