Pemerintah Filipina telah menerima perlengkapan militer senilai 1,4 miliar Peso (Rp 410 miliar) dari Amerika Serikat (AS). Perlengkapan militer itu menjadi bagian dari upaya meningkatkan pertahanan eksternal dan kemampuan menangkal terorisme.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (9/12/2020), perlengkapan militer yang diterima Filipina itu termasuk senapan sniper dan alat anti-peledak rakitan. Penyerahan perlengkapan militer itu dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan AS, Christopher Miller, yang tengah melakukan kunjungan ke kawasan Asia Tenggara.
"Modernisasi AFP (Angkatan Bersenjata Filipina) pada akhirnya akan memungkinkan kita untuk merespons secara lebih efektif terhadap ancaman keamanan tradisional maupun non-tradisional terhadap negara maritim kita," sebut Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Filipina sejauh ini menjadi penerima bantuan militer terbesar dari AS di kawasan Indo-Pasifik. Disebutkan Kedutaan Besar AS di Manila bahwa Filipina telah menerima bantuan militer senilai 33 miliar Peso dalam bentuk pesawat, kapal, kendaraan lapis baja dan persenjataan kecil sejak tahun 2015.
Kunjungan Miller ke Filipina ini dilakukan beberapa pekan setelah penasihat keamanan nasional AS, Robert O'Brien, juga datang berkunjung. Saat itu, O'Brien menyerahkan bantuan rudal presisi senilai US$ 18 juta untuk Filipina.
Tahun lalu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, meyakinkan Filipina bahwa AS akan membela negara itu jika mereka diserang di Laut China Selatan.
AS dan China berselisih dalam banyak isu, mulai dari teknologi dan HAM hingga militerisasi maritim China. Kedua negara saling tuduh melakukan tindakan provokatif yang disengaja.
China mengklaim 90 persen perairan Laut China Selatan, termasuk area-area yang diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam. Mahkamah internasional tahun 2016 memutuskan klaim luas China yang didasarkan pada peta historisnya, tidak sesuai dengan hukum internasional.