Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah memerintahkan penarikan sebagian besar personel militer dan keamanan AS dari Somalia. Somalia menjadi tempat pasukan AS melakukan operasi terhadap kelompok militan Al-Shabaab.
"Trump telah memerintahkan Departemen Pertahanan dan Komando Afrika Amerika Serikat untuk memposisikan kembali sebagian besar personel dan aset keluar dari Somalia pada awal 2021," kata Pentagon atau Departemen Pertahanan AS dalam sebuah pernyataan yang dilansir AFP, Sabtu (5/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Pertahanan AS itu menekankan bahwa Amerika Serikat "tidak menarik diri atau melepaskan diri dari Afrika," di tengah kekhawatiran mundurnya dari berbagai wilayah di benua itu.
"Kita akan terus memberantas organisasi ekstremis brutal yang dapat mengancam Tanah Air kita sambil memastikan kita mempertahankan keunggulan strategis kita dalam persaingan kekuatan besar," katanya.
Komando Afrika AS telah mempertahankan sekitar 700 tentara, personel dari operasi keamanan AS lainnya, dan kontraktor keamanan swasta di Somalia, keduanya melakukan serangan terhadap Al-Shabaab dan melatih pasukan Somalia.
Operasi ini telah menelan beberapa korban, termasuk kematian seorang perwira CIA pada akhir November.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan AS, Chris Miller, mengunjungi Somalia seminggu lalu, di mana dia "menegaskan kembali tekad AS dalam melihat degradasi organisasi ekstremis brutal yang mengancam kepentingan AS, mitra, dan sekutu di kawasan itu," kata Pentagon.
Langkah itu dilakukan ketika Trump berusaha untuk menghentikan keterlibatan militer AS di luar negeri pada minggu-minggu terakhir masa jabatannya.
Sebelumnya, dia memerintahkan jumlah pasukan AS untuk dipangkas pada pertengahan Januari, di Afghanistan dan Irak, menjadi 2.500 tentara dalam kedua kasus tersebut.
Pentagon mengatakan Jumat (4/12) bahwa beberapa personel yang ditarik keluar dari Somalia akan ditugaskan kembali ke negara-negara tetangga. Tugas itu untuk memungkinkan operasi lintas-perbatasan melawan kelompok-kelompok ekstremis dalam hubungannya dengan pasukan mitra.
"AS akan mempertahankan kemampuan untuk melakukan operasi kontraterorisme yang ditargetkan di Somalia, dan mengumpulkan peringatan dini dan indikator mengenai ancaman terhadap Tanah Air," katanya.